Senin, 26 April 2010

INDAHNYA KERJASAMA DAN KESALINGTERGANTUNGAN

Izinkan saya berbagi dengan para sahabat tercintaku sebuah cerita yg menunjukan betapa indahnya hidup ini bila kita memahami ide kerja sama dan kesalingtergantungan.
Bayangkan....Hari yg lazim bagi seorang pria muslim kantoran di Amerika Serikat diawali dengan terjaga oleh suara azan Subuh yg dikumandangkan oleh weker yg berisi rekaman suara seorang imam kelahiran Palestina yg tinggal di Arab Saudi. Suara sang muazin dipasang kedalam weker itu dengan menggunakan teknologi jepang tetapi weker itu sendiri dibuat di Indonesia,sementara produk jadinya dibeli dari sebuah toko online yg berbasis di Mesir. Pria itu salat dengan menggunakan kopiah buatan Thailand dan sajadah dari Banglades. Selagi bersiap-siap berangkat kerja,dia menyalakan TV buatan Taiwan untuk mendengarkan saluran berita internasional yg berbasis di Malaysia.

Seorang penyiar kelahiran inggris sedang melaporkan peristiwa Sudan yg ditranmisikan langsung lewat teknologi satelit buatan Rusia. Sambil mendengarkan berita, pria itu bercukur listrik yg dibuat di Hongkong, lalu mandi memakai sabun buatan Swiss dan shampoo yg mengandung bahan2 khusus dari Aprika Selatan. Pakaiannya dirancang oleh seorang perancang Perancis yg berbasis di Italia dan dijahit diVietnam, dengan kain dari Turki yg diimpor oleh toko ritel yg berbasis di Uni Emirat Arab tetapi dimiliki oleh seorang pengusaha di Bahrain.

Lalu pria itu mengambil ponselnya yg buatan Finlandia dan mendengarkan pesan dari rekan bisnisnya di Kanada. Sesudah itu dia pergi kedapur untuk merebus air dengan menggunakan ketel buatan Denmark dan membuka lemari es bikinan Cina untuk mencari mentega dari Australia yg dinyatakan halal oleh sebuah komite sertifikasi halal internasional, sewaktu mengeluarkan mentega, dia tersenyum mellihat tempelan magnet yg dibelinya ketika berlibur di Indonesia.

Sementara menunggu air mendidih, pria itu menyantap kurma dari Iran dan mengeluarkan daun mint yg di impor dari Yordania. Lalu dia mengeluarkan perangkat teh buatan Suriah dan menuang air mendidih ke dalam cangkir yg berisi teh celup dari Srilangka. Dengan nama Allah, dia menyesap tehnya dan menyantap sarapan ringannya, yg cara pembuatannya dia pelajari dari seorang chef berkebangsaan Skotlandia.

Kemudian dia pergi ke kantor dengan mengunakan mobilnya yg buatan Jerman, sambil mendengarkan khotbah yg direkam di Kuwait, yg sudah dia unduh kedalam iPod bikinan Amerika,…tapi…tapi…hati dia terus saja memikirkan seseorang yg jauh di Indonesia tepatnya di kota Bandung, yaa dia lagi memikirkan Ukhty Belajar Jadi Muslimah Sholehah, ahay….ehm…ehm…. Hmmm…. Afwan.

SUBHANALLAH !!!! Rasanya hidup kita juga seperti itu, ya ? Benar –benar fantastis, bukan ? Bayangkanlah seandainya kita tidak sebegitu saling terhubungnya. Hidup kita akan sangat berbeda, betul tidak ?
Saya sangat menyukai kalimat dari Ryunosuke Satoro, SENDIRI – SENDIRI, KITA HANYA SETITIK AIR. BERSAMA – SAMA, KITA ADALAH SAMUDERA…

Dan menjadi samudralah kita para sahabat tercintaku semestinya…….

Nabi kita tercinta telah mengingatkan pentingnya bekerjasama dalam hadis ini: "Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama batu-batu yg membentuk sebidang dinding, saling menopang dan mengokohkan satu dengan yg lain" Sambil mengatakan Nabi Muhammad mengatupkan kedua tangannya dengan jari-jari yg rapat terjalin {Al-Bukhari}.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar