Kamis, 29 Juli 2010

Rugi Kalau Tidak Dibaca: Kumpulan Catatan - Hukum Tentang Menyingkat Penulisan Shalawat Dengan ‘SAW’

Penulisan shalawat kepada Nabi (shallallahu ‘alaihi wasallam) tidak selayaknya untuk disingkat dengan ‘SAW’ atau yang semisalnya. Termasuk dalam hukum ini juga adalah penulisan subhanahu wata’ala disingkat menjadi SWT, radhiyallahu ‘anhu menjadi RA, ‘alaihissalam menjadi AS, dan sebagainya. Berikut penjelasan Al-Imam Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah disertai dengan perkataan ulama salaf terkait dengan permasalahan ini.

Sebagaimana shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam itu disyari’atkan ketika tasyahhud di dalam shalat, disyari’atkan pula di dalam khuthbah-khuthbah, do’a-do’a, istighfar, setelah adzan, ketika masuk masjid dan keluar darinya, ketika menyebut nama beliau, dan di waktu-waktu yang lain, maka shalawat ini pun juga ditekankan ketika menulis nama beliau, baik di dalam kitab, karya tulis, surat, makalah, atau yang semisalnya.

Dan yang disyari’atkan adalah shalawat tersebut ditulis secara sempurna sebagai realisasi dari perintah Allah ta’ala kepada kita, dan untuk mengingatkan para pembacanya ketika melalui bacaan shalawat tersebut.

Tidak seyogyanya ketika menulis shalawat kepada Rasulullah dengan singkatan ‘SAW’[1] atau yang semisal dengan itu, yang ini banyak dilakukan oleh sebagian penulis dan pengarang, karena yang demikian itu terkandung penyelisihan terhadap perintah Allah subhanahu wata’ala di dalam kitabnya yang mulia:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

“Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab: 56)



Bersamaan dengan itu tidaklah tercapai dengan sempurna maksud disyari’atkannya shalawat dan hilanglah keutamaan yang terdapat pada penulisan shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sempurna. Dan bahkan terkadang pembaca tidak perhatian dengannya atau tidak paham maksudnya (jika hanya ditulis ‘SAW’)[2]. Dan perlu diketahui bahwa menyingkat shalawat dengan singkatan yang seperti ini telah dibenci oleh sebagian ahlul ‘ilmi dan mereka telah memberikan peringatan agar menghindarinya.

Ibnush Shalah di dalam kitabnya ‘Ulumul Hadits’ atau yang dikenal dengan ‘Muqaddamah Ibnish Shalah’ pada pembahasan yang ke-25 tentang ‘penulisan hadits dan bagaimana menjaga kitab dan mengikatnya’ berkata:


“Yang kesembilan: hendaknya menjaga penulisan shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika menyebut nama beliau dan jangan merasa bosan untuk mengulanginya (penulisan shalawat tersebut) jika terulang (penyebutan nama beliau) karena sesungguhnya hal itu merupakan faidah terbesar, yang tergesa-gesa padanya para penuntut hadits dan para penulisnya (sehingga sering terlewatkan, pent). Dan barangsiapa yang melalaikannya, maka sungguh dia telah terhalangi dari keberuntungan yang besar. Dan kami melihat orang-orang yang senantiasa menjaganya mengalami mimpi yang baik, apa yang mereka tulis dari shalawat itu merupakan do’a yang dia panjatkan dan bukan perkataan yang diriwayatkan. Oleh sebab itu tidak ada kaitannya dengan periwayatan, dan tidak boleh mencukupkan dengan apa yang ada di dalam kitab aslinya.

Demikian juga pujian kepada Allah subhanahu wata’ala ketika menyebut nama-Nya seperti ‘azza wajalla, tabaraka wata’ala, dan yang semisalnya.”



Sampai kemudian beliau mengatakan:


“Kemudian hendaknya ketika menyebutkan shalawat tersebut untuk menghindari dua bentuk sikap mengurangi. Yang pertama, ditulis dengan mengurangi tulisannya, berupa singkatan dengan dua huruf atau yang semisalnya. Yang kedua, ditulis dengan mengurangi maknanya, yaitu dengan tanpa menuliskan ‘wasallam’.

Diriwayatkan dari Hamzah Al-Kinani rahimahullahu ta’ala, sesungguhnya dia berkata:

“Dahulu saya menulis hadits, dan ketika menyebut Nabi, saya menulis ’shallallahu ‘alaihi’ tanpa menuliskan ‘wasallam’. Kemudian saya melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam mimpi, maka beliau pun bersabda kepadaku: ‘Mengapa engkau tidak menyempurnakan shalawat kepadaku?’ Maka beliau (Hamzah Al-Kinani) pun berkata: ‘Setelah itu saya tidak pernah menuliskan ’shallallahu ‘alaihi’ kecuali saya akan tulis pula ‘wasallam’.



Ibnush Shalah juga berkata:


“Saya katakan: Dan termasuk yang dibenci pula adalah mencukupkan dengan kalimat ‘alaihis salam’, wallahu a’lam.”



-Selesai maksud dari perkataan beliau rahimahullah secara ringkas-.

Al-’Allamah As-Sakhawi rahimahullahu ta’ala di dalam kitabnya ‘Fathul Mughits Syarhu Alfiyatil Hadits lil ‘Iraqi’ berkata:


“Jauhilah -wahai para penulis- dari menyingkat shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada tulisan engkau dengan dua huruf atau yang semisalnya sehingga penulisannya menjadi kurang sebagaimana yang dilakukan oleh Al-Kattani dan orang-orang bodoh dari kebanyakan kalangan anak-anak orang ‘ajam dan orang-orang awam dari kalangan penuntut ilmu. Mereka hanya menuliskan “ص”, “صم”, atau “صلم” sebagai ganti shallallahu ‘alaihi wasallam. Yang demikian itu di samping mengurangi pahala karena kurangnya penulisannya, juga menyelisihi sesuatu yang lebih utama.”



As-Suyuthi rahimahullah di dalam kitabnya ‘Tadribur Rawi fi Syarhi Taqribin Nawawi’ berkata:


“Dan termasuk yang dibenci adalah menyingkat shalawat atau salam di sini dan di setiap tempat/waktu yang disyari’atkan padanya shalawat, sebagaimana yang diterangkan dalam Syarh Shahih Muslim dan yang lainnya berdasarkan firman Allah ta’ala:

“>يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

“Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya.” (Al-Ahzab: 56).



Beliau juga berkata:


“Dan dibenci pula menyingkat keduanya (shalawat dan salam) dengan satu atau dua huruf sebagaimana orang yang menulis “صلعم”, akan tetapi seharusnya dia menuliskan keduanya dengan sempurna.”



-Selesai maksud perkataan beliau rahimahullah secara ringkas-.

Asy-Syaikh bin Baz kemudian mengatakan:


Dan wasiatku untuk setiap muslim, para pembaca, dan penulis agar hendaknya mencari sesuatu yang afdhal (lebih utama) dan sesuatu yang padanya ada ganjaran dan pahala yang lebih, serta menjauhi hal-hal yang membatalkan atau menguranginya.

Kita memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar memberikan taufiq untuk kita semua kepada sesuatu yang diridhai-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah dan Maha Mulia.

وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه.

(Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Al-Imam Ibni Baz, II/397-399)



Diterjemahkan dari: http://sahab.net/home/index.php?Site=News&Show=871
-----------------------------
Foot Note:

[1] Dalam tulisan Arab, penyingkatan shalawat ini biasanya dengan huruf ص, صلم, atau صلعم.

[2] Dan ini terkadang kita jumpai, seseorang yang membaca singkatan ini (SAW atau SWT dan yang lainnya), dia hanya mengeja huruf-huruf tersebut tanpa melafazhkan shallallahu ‘alaihi wasallam maupun subhanahu wata’ala. Mungkin dia sengaja melakukannya walaupun tahu maksud SAW/SWT, atau bahkan mungkin juga dia tidak tahu maksud singkatan tersebut. Wallahul Musta’an.

Sumber: http://www.assalafy.org/mahad/?p=479

=========================

Menyingkat Shalawat dengan SAW

Oleh: Al Lajnah Ad-Daimah (Dewan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia)

Soal:

Bolehkah menulis huruf ص yang maksudnya shalawat (ucapan shallallahu ‘alaihi wasallam). Dan apa alasannya?

Jawab:

Yang disunnahkan adalah menulisnya secara lengkap –shallallahu ‘alaihi wasallam- karena ini merupakan doa. Doa adalah bentuk ibadah, begitu juga mengucapkan kalimat shalawat ini.

Penyingkatan terhadap shalawat dengan menggunakan huruf – ص atau ص- ع – و (seperti SAW, penyingkatan dalam Bahasa Indonesia -pent) tidaklah termasuk doa dan bukanlah ibadah, baik ini diucapkan maupun ditulis.

Dan juga karena penyingkatan yang demikian tidaklah pernah dilakukan oleh tiga generasi awal Islam yang keutamaannya dipersaksikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Wabillahit taufiq, dan semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga serta para sahabat beliau.

Dewan Tetap untuk Penelitian Islam dan Fatwa

Ketua: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Ibn Abdullaah Ibn Baaz;
Anggota: Syaikh ‘Abdur-Razzaaq ‘Afifi;
Anggota: Syaikh ‘Abdullaah Ibn Ghudayyaan;
Anggota: Syaikh ‘Abdullaah Ibn Qu’ood

(Fataawa al-Lajnah ad-Daa.imah lil-Buhooth al-’Ilmiyyah wal-Iftaa, – Volume 12, Halaman 208, Pertanyaan ke-3 dari Fatwa No.5069)

Diterjemahkan dari http://fatwa-online.com/fataawa/miscellaneous/
enjoiningthegood/0020919.htm untuk http://ulamasunnah.wordpress.com/

=====================

Adab Salam dan Shalawat

Salah satu bentuk ibadah yang terlalaikan, namun dianggap sebagai hal biasa di kalangan kaum muslimin sekarang ini adalah menulis salam dan shalawat dengan disingkat. Padahal telah diketahui bahwa dalam kaidah penggunaan bahasa Arab, kesempurnaan tulisan dan pembacaan lafadz akan mempengaruhi arti dan makna dari sebuah kata dan kalimat.

Lalu, bagaimana jika salam dan shalawat disingkat dalam penulisannya?
Apakah akan merubah arti dan makna kalimat tersebut?

Adab Menulis Salam

Kata salaam memuat makna keterbebasan dari setiap malapetaka dan perlindungan dari segala bentuk aib dan kekurangan. Salaam juga berarti aman dari segala kejahatan dan terlindung dari peperangan. Oleh karena itu, Islam memerintahkan supaya menampakkan salam dan menyebarluaskannya (Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali dalam kitab Bahjatun Naadzirin Syarah Riyadhush Shalihin, Bab Keutamaan Salam dan Perintah Untuk Menyebarluaskannya).

Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya, “Dan apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (Qs. An-Nisaa’: 86)

Yang dimaksud dengan penghormatan pada ayat diatas adalah ucapan salam, yaitu:

1. Assalaamu ‘alaykum
2. Atau assalaamu ‘alaykum warahmatullaah
3. Atau assalamu ‘alaykum warahmatullaah wabarakaatuh

Dalam ayat diatas juga terdapat perintah untuk membalas salam dengan yang lebih baik atau serupa dengan itu. Misalkan ada yang memberi salam dengan ucapan assalaamu ‘alaykum maka balaslah dengan yang serupa, yaitu wa’alaykumussalaam. Atau yang lebih baik dari itu, yaitu, wa’alaykumussalaam warahmatullaah, dan seterusnya.

Dari ayat yang mulia di atas dapat diketahui bahwa hukum menjawab atau membalas salam dengan lafadz yang serupa atau sama dengan apa yang diucapkan adalah fardhu atau wajib. Sedangkan membalas salam dengan lafadz yang lebih baik dari itu hukumnya adalah sunah. Dan berdosalah orang yang tidak menjawab atau membalas salam dengan lafadz yang serupa atau yang lebih baik dari itu. Karena dengan sendirinya dia telah menyalahi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memerintahkan untuk membalas salam orang yang memberi salam kepada kita (al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat dalam kitab Al-Masaail, Masalah Kewajiban Membalas Salam).

Dari penjelasan di atas, lafadz “aslkm” bahkan “ass” dan singkatan yang sejenisnya bukan termasuk dalam kategori salam. Dan bagaimana lafadz-lafadz tersebut dapat disebut salam, sementara dalam lafadz tersebut tidak mengandung makna salam yaitu penghormatan dan do’a bagi penerima salam. Bahkan lafadz “ass”, dalam perbendaharaan kosa kata asing memiliki pengertian yang tidak sepantasnya, bahkan mengandung unsur penghinaan (wal ‘iyyadzubillah).

Adab Menulis Shalawat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya yang mulia, yang artinya,“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai, orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Qs. Al-Ahzaab: 56)

Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik di masa hidup maupun sepeninggal beliau. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan kedudukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di sisi-Nya dan membersihkan beliau dari tindakan atau pikiran jahat orang-orang yang berinteraksi dengan beliau.

Yang dimaksud shalawat Allah adalah puji-pujian-Nya kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan yang dimaksud shalawat para malaikat adalah do’a dan istighfar. Sedangkan yang dimaksud shalawat dari ummat beliau adalah do’a dan mengagungkan perintah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali dalam kitab Bahjatun Naadzirin Syarah Riyadhush Shalihin Bab Shalawat Kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Disunnahkan –sebagian ulama mewajibkannya– mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, setiap kali menyebut atau disebut nama beliau, yaitu dengan ucapan: “shallallahu ‘alaihi wa sallam” (al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat dalam kitab Sifat Shalawat dan Salam Kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Dalam sebuah riwayat dari Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,


“Orang yang bakhil (kikir/pelit) itu ialah orang yang (apabila) namaku disebut disisinya, kemudian ia tidak bershalawat kepadaku shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal no. 1736, dengan sanad shahih)



Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali mengatakan bahwa disunnahkan bagi para penulis agar menulis shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara utuh, tidak disingkat (seperti SAW, penyingkatan dalam bahasa Indonesia – pent) setiap kali menulis nama beliau.

Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat juga mengatakan dalam kitab Sifat Shalawat dan Salam Kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa disukai apabila seseorang menulis nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka bershalawatlah dengan lisan dan tulisan.

Ketahuilah saudariku, shalawat ummat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bentuk dari sebuah do’a. Demikian pula dengan makna salam kita kepada sesama muslim. Dan do’a merupakan bagian dari ibadah. Dan tidaklah ibadah itu akan mendatangkan sesuatu selain pahala dari Allah Jalla wa ‘Ala. Maka apakah kita akan berlaku kikir dalam beribadah dengan menyingkat salam dan shalawat, terutama kepada kekasih Allah yang telah mengajarkan kita berbagai ilmu tentang dien ini?

Saudariku, apakah kita ingin menjadi hamba-hamba-Nya yang lalai dari kesempurnaan dalam beribadah?

Wallahu Ta’ala a’lam bish showwab.

Maraji’:

1. Al-Qur’an dan terjemahan.
2. Al-Masaail Jilid 7, karya al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, cetakan Darus Sunnah.
3. Bahjatun Naadzirin Syarah Riyadhush Shalihin (Terjemah) Jilid 3 dan 4, takhrij oleh Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, cetakan Pustaka Imam asy-Syafi’i.
4. Sifat Shalawat dan Salam Kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karya al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, cetakan Maktabah Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
5. Syarh al-’Aqidah al-Wasithiyah Li Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (Terjemah) karya Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthaniy, Edisi Indonesia Syarh al-’Aqidah al-Wasithiyah, penerjemah Hawin Murtadho, cetakan Pustaka at-Tibyan.

***

Penulis: Ummu Sufyan bintu Muhammad
Muraja’ah: ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar

Artikel muslimah.or.id

========================

UNTUK PARA PENULIS

An-Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Dianjurkan bagi penulis hadits apabila melalui penyebutan (nama) Allah ‘azza wa jalla agar menuliskan kata-kata ‘azza wa jalla (yang maha perkasa lagi mulia) atau ta’ala (yang maha tinggi), atau subhanahu wa ta’ala (yang maha suci lagi tinggi), atau tabaraka wa ta’ala (penuh berkah dan maha tinggi), atau jalla dzikruhu (yang mulia sebutannya), atau tabarakasmuhu (pemilik nama yang penuh berkah), atau jallat ‘azhamatuhu (maha mulia kebesarannya), atau yang serupa dengannya. Begitu pula hendaknya menuliskan kata-kata shallallahu ‘alaihi wa sallam secara sempurna ketika menyebutkan nama Nabi (Muhammad), tidak dengan menyingkatnya, dan tidak pula mencukupkan diri pada salah satunya (salam atau shalawat saja).”

“Demikian pula dikatakan radhiyallahu’anhu ketika menyebut nama Sahabat. Apabila Sahabat itu anak dari Sahabat yang lain, maka dikatakan radhiyallahu’anhuma. Hendaknya juga mendoakan keridhaan dan rahmat bagi segenap ulama dan orang-orang baik/salih. Hendaknya semua ucapan tersebut ditulis, meskipun dalam naskah aslinya tidak tertulis, karena hal ini bukan termasuk periwayatan, namun sekedar doa. Orang yang membaca (hadits) juga hendaknya membaca setiap ucapan yang telah kami sebutkan tadi, meskipun di dalam teks yang dibacanya doa-doa tersebut tidak disebutkan. Janganlah dia merasa bosan mengulang-ulanginya. Barangsiapa yang lalai melakukannya niscaya akan terhalang meraih kebaikan yang amat besar dan kehilangan keutamaan yang sangat agung.” (Muqadimah Syarh Muslim, 1/204).

Oleh sebab itu perbuatan sebagian orang menyingkat shalawat dan salam menjadi shad atau shad-lam-’ain-mim adalah sunnah sayyi’ah (kebiasaan yang buruk). Begitu pula tulisan saw yang sering kita baca di buku-buku terjemahan atau asli bahasa Indonesia. Dikisahkan oleh As-Suyuthi rahimahullah di dalam Tadribu Ar-Rawi bahwa orang yang pertama kali menuliskan shad-lam-’ain-mim dihukum dengan dipotong tangannya [!!] (Dinukil dari Ma’alim fi Thariq Thalabil ‘Ilmi, hal. 249).

Sumber: http://abu0mushlih.wordpress.com/2008/11/18/untuk-para-penulis/

-Admin MFPU-
READ MORE - Rugi Kalau Tidak Dibaca: Kumpulan Catatan - Hukum Tentang Menyingkat Penulisan Shalawat Dengan ‘SAW’

**UNTUK CALON ISTRIKU KELAK**

Duhai Ukhti….apa kabarmu?

Jikalau tiba saatnya bertemu…
bersabarlah dinda dengan kekuranganku….
bersabarlah dinda dengan apa yang tampak sekilas….
sesungguhnya aku ini hanyalah seseorang anak adam yang
biasa-biasa saja….
yang biasa dipandang sebelah mata….

Ukhti yang baik….
Jika Allah memang memilihku tuk mendampingimu….

Kumohon….
Hendaklah dinda selalu mengingatkan diriku yang
lemah ini….

Yang mungkin menelantarkan hak-hakmu….
Yang mungkin lupa diri dan tak tau diri….
Yang mungkin lupa akan kewajibanku ini….

Ukhti….pilihanku
Terimalah salamku ini….
Jagalah dirimu dengan sebaik-baiknya ukhti….

Berimanlah pada Allah swt….
dan bertakwalah pada Allah….
Patuhilah Allah dan Rasulnya….
Jangan terbawa oleh arus musuh-musuh Islam ukhti….

Ingatlah…..
Sesungguhnya Allah swt. bersama orang-orang yang
sabar….

Jikalau bukan takdir kita untuk bertemu….
Doaku semoga Allah mempertemukanmu dengan Ikhwan yang
lebih baik dariku….

Yang akan membahagiakanmu di dunia dan membimbingmu menuju
kebahagiaan akhirat….
Akhir kata….


Wassalam.

(Hamba Allah)

http://kebunhidayah.wordpress.com/
READ MORE - **UNTUK CALON ISTRIKU KELAK**

Risalah Puasa Bersama Syaikh Shalih Al-Utsaimin

http://jilbab.or.id/archives/132-risalah-puasa-bersama-syaikh-shalih-al-utsaimin/

Ukhti muslimah bulan ramadhan telah menghampiri kita, tentu banyak hal yang ingin ukhti ketahui tentang segala hal yang berhubungan dengan puasa. Hati akan terasa lebih mantap apabila mendapatkan sumbernya langsung dari ulama salaf kita. Syaikh Shalih Utsaimin rahimahullah memaparkan tentang masalah puasa ini dalam kutaibnya yang amat jelas dan gamblang, mencakup hukum puasa, golongan orang-orang yang berpuasa, hal-hal yang membatalkannya, dan beberapa hal penting yang berkaitan dengan puasa.Nah,selamat menyimak,�semoga Allah menerima amal dan ibadah kita selama bulan ramadhan ini,amiin.


Puasa



1. Puasa adalah beribadah kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang membatalkannya, mulai dari waktu fajar hingga matahari terbenam.

2. Puasa di bulan ramadlan merupakan salah satu rukun islam. Sebagaimana Nabi bersabda : “Islam berdiri atas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada tuhan yang hak selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan ramadlan, dan berhaji ke Baitullah”.

Kelompok orang-orang dalam puasa

1- Puasa hukumnya wajib bagi setiap muslim yang baligh, berakal, mampu dan tidak dalam bepergian.

2- Orang kafir tidak berkewajiban puasa, dan tidak wajib membayarnya (qadla puasanya) jika ia masuk islam.

3- Anak kecil yang belum baligh tidak wajib puasa, akan tetapi orang tuanya hendaknya menganjurkan untuk berpuasa agar terbiasa.

4- Orang gila tidak wajib puasa, juga tidak harus memberi makan orang lain sebagai fidyah, meskipun orang yang gila tersebut sudah dewasa atau tua. Demikian pula orang tua yang pikun tidak mampu membedakan hari puasa atau tidak. Juga orang cacat mental yang juga tidak dapat membedakan puasa dan tidak.

5- Orang yang tidak mampu puasa sama sekali. Dikarenakan tua atau sakit yang tidak ada harapan sembuh. Akan tetapi ia harus membayarnya dengan memberi makan setiap hari kepada satu orang miskin.

6- Orang sakit, yang jika ia puasa terasa berat menunaikannya, dan sakitnya itu ada harapan sembuh, maka boleh tidak puasa akan tetapi ia harus membayarnya jika ia telah sembuh.

7- Wanita hamil dan wanita yang menyusui, jika mereka berat untuk menunaikan puasa, dikarenakan hamil dan menyusui, atau hawatir terhadap bayinya. Maka mereka diperbolehkan tidak puasa, akan tetapi harus mengqodlo puasa yang tertinggal setelah mampu atau hilang rasa hawatir mereka.

8- Wanita yang sedang haid atau sedang nifas, mereka diharamkan berpuasa, akan tetapi mereka harus membayar puasa yang tertinggal.

9- Orang yang terpaksa untuk tidak puasa, dikarenakan menolong orang yang tenggelam atau kebakaran, dan ia harus mengqodlonya.

10-Orang musafir, ia boleh puasa atau tidak, dan wajib mengqodlonya. Bepergian itu boleh karena keperluan mendadak, seperti umrah atau silaturrahmi dll. Atau bepergian yang sudah menjadi kebiasaannya sebagai tugas, seperti seorang supir taksi atau bis, selama ia keluar kota.



Hal-hal yang membatalkan puasa

1- Jima’ / bersetubuh : Jika seseorang melakukan jima’ saat ia puasa di bulan ramadlan, maka ia wajib melanjutkan puasanya hari itu, ia juga diwajibkan mengqadlanya dan menerima kewajiban yang amat berat yaitu memerdekakan budak. Jika ia tidak menemukan, maka ia wajib berpuasa selama dua bulan berturut tanpa putus, jika tidak mampu memberi makan sebanyak 60 orang miskin.

2- Keluarnya sperma dalam keadaan terjaga ( tidak tidur ), dengan disebabkan onani, bermesraan, berciuman, merangkul, atau yang lain-lain.

3- Makan dan minum sesuatu yang berguna bagi tubuh atau yang berbahaya, seperti merokok.

4- Suntikan yang berfungsi sebagai pengganti makanan seperti infus. Karena hal itu termasuk dalam kategori makan dan minum. Adapun suntikan yang tidak berfungsi sebagai pengganti makan dan minum, maka tidak mambatalkan puasa, walau suntikan itu di pembuluh darah atau lainnya, meskipun obat suntikan itu terasa di tenggorokan.

5- Transfusi darah, termasuk membatalkan puasa. Seperti seorang yang banyak mengeluarkan darah sehingga harus ditambah darahnya, sebagai pengganti darah yang keluar.

6- Keluarnya darah haidl atau nifas.

7- Mengeluarkan darah dengan bekam atau sejenisnya. Adapun keluar darah dengan sendirinya seperti mimisan atau keluar darah dikarenakan dicopot giginya, maka tidak termasuk mambatalkan puasa karena tidak tergolong hijamah (bekam).

8- Muntah yang disengaja, adapun tanpa sengaja maka tidak membatalkan puasa.



Perlu diingat

Seseorang tidak batal puasanya, jika hal-hal di atas dilakukan dengan alasan lupa, atau tidak tahu hukumnya, dan atau karena terpaksa. Sebagaimana firman Allah

(( ��������� ��� ������������ ���� ��������� ���� ����������� ))

Artinya : ( Ya Tuhan kami jangan Engkau murkai kami jika kami lupa dan bersalah ). Al-Baqarah : 286

Dan firman Allah :

(( ������ ���� �������� ���������� ����������� �������������� ))

Artinya : ( .. kecuali orang yang terpaksa sedang hatinya tetap tenang dalam memegang iman ). An-Nahl:106



Dan firman Allah :

(( �������� ���������� ������� ������� ������������ ���� �������� ��� ����������� ������������ ))

Artinya: ( Tidaklah kamu mendapat dosa kesalahan yang kamu lakukan dengan tidak sengaja, akan tetapi apa yang kamu sengajakan untuk melakukannya (termasuk dosa). Al-Ahzab:5



Jika ada seseorang yang makan atau minum keadaan puasa dan melakukannya karena lupa, maka hal itu tidak membatalkan puasanya. Begitu juga halnya, bila ada seseorang makan atau minum dan ia meyakini bahwa matahari sudah tenggelam, atau waktu fajar belum muncul, maka hal itu juga tidak termasuk menjadi batal puasanya, karena dia tidak tahu (jahil). Juga seperti seseorang yang berkumur, tanpa tersadari airnya masuk ke tenggorokan maka tidak pula batal puasanya, karena ia tidak sengaja. Andaikan seseorang tidur bermimpi sampai keluar sperma, itupun tidak batal karena tanpa kesadarannya.



Hal-hal penting bagi yang berpuasa.

1- Diperbolehkan seseorang berniat puasa, sedang dia dalam keadaan junub (belum mandi jenabat) kemudian mandi jenabat setelah fajar tiba.

2- Bagi wanita, setelah bersih dari haidh atau nifasnya di bulan ramadlan sebelum fajr, tetap menunaikan puasa, meskipun bersucinya (mandi) setelah fajar tiba. Akan tetapi diwajibkan berniat sebelum terbit fajar.

3- Diperbolehkan untuk mencabut giginya, mengobati lukanya, dan meneteskan obat ke matanya atau kupingnya, dan itu tidak membatalkan puasa. Walaupun ia merasakan sesuatu di tenggorokannya.

4- Diperbolehkan seseorang untuk menggunakan siwak atau sikat gigi. Dan itu tetap hukumnya termasuk sunnah sebagaimana di saat tidak puasa.

5- Diperbolehkan melakukan sesuatu untuk mengurangi rasa panas, gerah dan haus dengan menyiramkan air atau masuk di ruangan ber AC .

6- Diperbolehkan seseorang yang puasa menyemprotkan obat ke mulutnya untuk meringankan dan membantu pernapasannya, jika dia menderita sakit sesak napas.

7- Diperbolehkan membasahi bibirnya dengan air jika kering. Begitu juga boleh untuk berkumur-kumur.

8- Disunnahkan mengakhirkan sahur menjelang fajar, menyegerakan buka puasa setelah matahari tenggelam. Disunnahkan pula berbuka dengan kurma setengah matang, kalau tidak ada dengan kurma (yang matang), kalau tidak ada dengan air, kalau tidak ada dengan makan apa saja cukup dengan niat di hati sampai dia dapat makanan.

9- Bagi yang berpuasa, perbanyaklah menunaikan ibadah, ketaatan, dan menjauhi larangan-larangan.

10- Wajib hukumnya bagi seorang yang puasa (khususnya) untuk memelihara kewajiban-kewajiban dan menjauhi segala larangan. Khususnya shalat fardhu pada waktunya dengan berjamaah, bagi lelaki. Meninggalkan dusta, ghibah, namimah, mu’amalah dengan uang-uang riba, bebicara dan sebagai saksi dusta dll. Sehingga jangan sampai tergolong sebagai seorang yang disinyalir Nabi Shalallahu alaihi wassalam dalam hadist beliau yang berbunyi:



���� ���� ������ ������ ��������� ����������� ���� ����������� �������� ����� ������� ���� ���� ������ ��������� �����������



Artinya : ” Barangsiapa yang tidak bisa meninggalkan perkataan bohong dan melakukan kebohongan, juga kebodohan, maka Allah tidak butuh dengannya walau ia meninggalkan makan dan minumnya”. (HR.Bukhari no.1819)



����������� ���� ����� �������������� �������� ����� ����� ���������� ��������� ������� ����� ���������� ������������





Risalah : diterjemahkan oleh Baihaqi Abu Syarahbiel
READ MORE - Risalah Puasa Bersama Syaikh Shalih Al-Utsaimin

Menghadapkan diri kepada ilmu

Jika engkau melihat kekurangan2mu,bahkan kepada kenyataan bahwa engkau tidak ada apa2nya dibandingkan para 'ulama terdahulu semisal Al-hafizh Ibnu Katsir rohimahulloh serta yg mendahului beliau dari kalangan huffazh yg terkemuka dalam berbagai disiplin ilmu.jika engkau melihat kepada ilmu yg ada pada mereka niscaya engkau akan menyibukkan dirimu dari melakukan berbagai kritikan terhadap orang lain.
READ MORE - Menghadapkan diri kepada ilmu

"Ada Hawa Permusuhan Dalam Dengki."

"Setiap hamba Allah menginginkan semua amalnya bernilai tinggi, agar ada tabungan pahala untuk kelak di hari pembalasan. Tapi tak semua hamba Allah menyadari kalau suatu saat amalnya berkurang drastis dengan satu sebab, dan sebab itu adalah kesibukan dengki yang tak pernah usai."




"Ada ciri khusus seorang mukmin dalam interaksinya dengan sesama mukmin. Itulah yang digambarkan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wa sallam dengan sabda beliau; "Tiada beriman seorang dari kamu sehingga dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya yang dia cintai bagi dirinya."

(HR. Al-Bukhari).



Kadang ciri kekhususan itu hilang bersamaan dengan munculnya dengki.
Ia tak lagi sadar bahwa seorang mukmin punya ciri cinta. Kurang dari itu, ia tak lagi pantas menyandang posisi istimewa sebagai orang yang beriman.


Dengki bukan hanya melepas jalinan cinta antara sesama mukmin, tapi lebih dari itu dengki juga memunculkan hawa permusuhan.

Ada jarak bathin ketika dua hamba Allah yg dijangkiti dengki itu bertemu.

1.
Tatapan menjadi penelusuran sebuah kecurigaan,

2.
Senyum menjadi basa-basi hambar.

Astaghfirullah hal adzim, Naudzubillah!.





Bahkan, panasnya permusuhan sudah sangat terasa hanya karena nama orang yang didengki disebut orang. Terlebih ketika penyebutan berkenaan dengan keistimewaan atau kemuliaan. Dengki langsung menggiring hati dan fikiran secara optimal mengolah reaksi. Saat itu, tak ada setitik kebaikan pun terlihat dari kacamata dengki. Semuanya buruk!.


Alangkah Indahnya hidup tanpa dengki.
Siang menggairahkan fisik untuk berkarya,
dan malam mententramkan hati untuk lelap beristirahat.


Sungguh Indah nasehat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam buat generasi penerus beliau;


"Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah
(untuk suatu persaingan yang tidak sehat), saling membenci, saling memusuhi dan jangan pula saling menelikung transaksi orang lain. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.
Seorang muslim adalah saudara muslimnya yang lain, ia tidak mendzaliminya, tidak mempermalukannya, tidak mendustakannya, dan tidak pula melecehkannya. Taqwa adalah tempatnya di sini - seraya Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wa sallam menunjuk ke dadanya tiga kali."

(HR. Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu).


Subhanallah !



Allaahumma Shalli 'alaa Muhammadin Wa 'alaa aali Muhammadin wabaarik Wa sallim aj'main.


"Yaa Allah, limpahkanlah Rahmat, berkah dan salam kepada Nabi Muhammad, dan kepada keluarga Nabi Muhammad serta sahabat."


" Yaa Allah berikan kepada kami kebaikan dunia dan akhirat, dan mudahkanlah kepada kami kesulitan-kesulitan dunia dan akhirat dengan kebenaran Al-Qur'an dan kebenaran Nabi Muhammad dan seluruh keluarga beserta sahabatnya, Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas Segala sesuatu."



Aamiin Yaa Rabbbal Alamiin.





"Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah tentu diadakan-Nya jalan keluar baginya dan memberinya Rezeki dari 'pintu' yang tidak diduga-duga olehnya. Barang siapa yang bertawaqqal kepada Allah, maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya. Bahkan sesungguhnya Allah pelaksana semua peraturan-Nya. Dan Allah Allah juga telah menjadikan segala-galanya serba berukuran."

"Cukup berdosa orang yang diingatkan agar bertaqwa kepada Allah, dia marah."
(HR. Ath-Thabrani).

Dan sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu mematikan hati."(HR. Ahmad dan Tirmidzi).

"Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi orang yang bahagia. Tapi bagi yang beriman Waktu itu adalah bagaikan sebuah pedang, apabila tidak bisa memanfaatkannya, maka pedang itu sendiri yang akan menebas lehernya...."

Oleh karena itu, mumpung masih
ada waktu dan kesempatan,

Saya beserta keluarga mohon maaf lahir & bathin, atas segala kesalahan yang saya perbuat kepada sahabat, ibu-ibu dan bapak-bapak, seiring itu pula saya mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan, semoga kita bertemu di bulan Suci yang penuh berkah ini, Aamiin Yaa Rabbal Alamiin, ^_^.



Hyperlink ke Facebook
READ MORE - "Ada Hawa Permusuhan Dalam Dengki."

Manfaat Dahsyat Sujud dalam Shalat

Pada akhir zaman ini, Allah SWT telah membuka rahasianya tentang manfaat semua perintahnya kepada manusia. Pada masa Rasulullah masih hidup semua sahabat selalu berkata kepada Rasul "Samina wa atona" SAYA DENGAR DAN SAYA PATUH, sehingga mereka benar-benar orang Shaleh. Namun pada masa sekarang semua harus berdasarkan ilmiah, maka sebelum Allah datangkan kiamat, Allah tunjukkan kepada manusia manfaat besar dari semua perintahnya, salah satunya adalah Sujud dalam Shalat.


Di dalam otak manusia, terdapat urat saraf yang tidak dialiri oleh darah. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut sujud dalam shalat. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar waktu shalat yang diwajibkan oleh Islam.

Pada saat sujud, pembuluh darah nadi balik, dikunci di pangkal paha, sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan dipompa ke kepala. Posisi sujud adalah cara yang maksimal untuk mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan anggota tubuh ke kepala. Posisi sujud adalah teknik terbaik untuk membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah penyakit jantung koroner, juga membuat pembuluh darah halus di otak mendapat tekanan lebih, sehingga bisa mencegah stroke.

Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa Mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir.

Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

sujud yang tumaninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.

Berikut manfaat lain dari Sujud dalam Shalat:

* memperbaiki posisi pinggang.
* memperbaiki posisi bayi dalam rahim.
* melegakan sakit hernia.
* mengurangi sakit saat haid.
* melegakan paru-paru daripada ketegangan.
* mengurangi rasa sakit pada penderita apendiks atau limpa.
* kedudukan sujud adalah paling baik untuk mengistirahatkan dan mengimbangkan bagian belakang tubuh.
* meringankan bagian pelvis.
* memberi dorongan supaya mudah tidur.
* pergerakan otot lebih kuat dan elastis,secara otomatis memastikan kelancaran perjalanan.
* bagi wanita, pergerakan otot itu menjadikan buah dadanya lebih baik,mudah berfungsi untuk menyusukan bayi dan terhindar daripada sakit buah dada.
* mengurangi kegemukan.
* pergerakan bagian otot memudahkan wanita bersalin, organ peranakan mudah kembali ke tempat asal serta terhindar sakit perut (convulsions) .
* organ terpenting yaitu otak manusia menerima banyak darah dan oksigen.
* Dari segi psikologi, sujud membuat kita merasa rendah diri dihadap Sang Maha Pencipta sekaligus mengikis sifat sombong, ria, takabur dan sebagainya, sehingga terhindar dari Stress.

* Dari segi Kesehatan, Sujud yang lama akan menambah kekuatan aliran darah ke otak untuk mengobati pening kepala dan migrain, menyegarkan otak serta menajamkan kecerdasan sekali gus menguatkan mentality seseorang.

Tentunya gerakan sujud dan rukuk yang sesuai dengan contoh nabi yang bisa membantu kesehatan kita, bukan gerakan yang asal-asalan, terburu-buru, atau tidak sempurna bentuk rukuk dan sujudnya. Itupun harus didukung juga dengan gerakan shalat lainnya, seperti duduk diantara dua sujud, takbir, dan yang lainnya

Wallahu A’lam
READ MORE - Manfaat Dahsyat Sujud dalam Shalat

Tips mencapai kebahagiaan

bismillahirrohmanirrohiim.......

Berikut ini adalah tips-tips untuk mencapai kebahagiaan yang diberikan oleh Sheikh `A'id Al-Qarni (Pengarang buku La Tahzan / Jangan bersedih):

1. Apabila anda berada pada pagi hari, jangan menunggu datangnya waktu sore. Hiduplah dalam batasan hari ini saja. Curahkan perhatian anda untuk memperbaiki hari ini. Hal ini dijelaskan dalam hadits berikut:

"Ketika kamu di sore hari, jangan mengharap untuk melihat esok pagi, dan ketika anda di pagi hari jangan mengharap untuk melihat sore hari."(Al-Bukhari)

2. Lupakan masa lalu dan semua yang pernah terjadi, karena perhatian yang
terpaku pada yang telah lewat dan selesai merupakan kebodohon.

3. Biarkan masa depan datang dengan sendirinya. Jangan mencemaskan hari esok, kerana jika anda telah memperbaiki hari ini, pastilah hari esok akan baik pula.

4. Jangan mudah tergoncang pada kritikan. Jadilah orang yang teguh pendirian dan sadarilah bahwa kritikan itu akan mengangkat harga diri Anda setara dengan kritikan tersebut.

5. Yakinlah kepada Allah SWT dan berbuat baik; kedua hal itu adalah resep agar hidup anda lancar dan bahagia.

6. Ketahuilah, bahwa dengan dzikir kepada Allah, hati menjadi tenang dan dosa akan terhapus. Dengan dzikir pula, Zat Yang Maha Mengetahui segala hal yang ghaib akan meridhai dan segala kesusahan akan sirna.

7. Anda harus tahu dengan pasti bahwa semua yang terjadi telah sesuai qada' nya.

8. Jangan pernah mengharap ucapan terima kasih dari orang lain. Cukup bagi anda pahala yang diberikan oleh Dzat tempat bergantung semua makhluk. Anda tak perlu takut kepada orang kufur, pendendam, dan iri.

9. Persiapkan diri Anda untuk menerima kemungkinan terburuk

10. Mungkin yang telah terjadi adalah yang terbaik untuk anda meskipun anda belum memahaminya kenapa bisa seperti itu.

11. Semua qadha’ bagi seseorang muslim baik adanya.

12. Hitunglah segala nikmat yang telah Allah berikan kepada anda dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat tersebut.

13. Keadaan anda lebih baik dibanding yang lain.

14. Kemudahan selalu ada bahkan di tiap kesusahan akan ada kemudahan.

15. Ketika dalam kesulitan seseorang harus selalu shalat dan berdoa sedangkan ketika diberikan kemudahan seseorang harus bersyukur dan berterimakasih.

16. Bencana-bencana yang datang menguji anda semestinya memperkuat hati anda dan membentuk kembali pandangan anda dalam cara yang positif.

17. Jangan biarkan hal-hal yang sepele menjadi sebab kehancuran anda.

18. Selalu ingat bahwa Tuhanmu adalah Maha Pengampun.

19. Kembangkan sikap luwes dan hindari marah.

20. Kehidupan ini tak lebih hanya sekedar roti, air dan bayangan. Maka tak usahlah bersedih jika semua itu ada.

(Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan
terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.) (Adz-Dzaariyaat 51: 22)

21. Sesuatu yang paling jahat yang semestinya terjadi akhirnya tidak pernah terjadi.

22. Lihatlah mereka yang diberikan kesusahan lebih daripada kita dan bersyukurlah bahwa kita diberikan sedikit kesusahan dibanding mereka.

23. Camkan di pikiran bahwa Allah SWT mencintai mereka yang tabah dalam menghadapi ujian, jadilah seperti salah satu dari mereka.

24. Secara rutin ucapkanlah doa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika kita menjalani masa-masa sulit.

25. Bekerja keraslah pada sesuatu yang menghasilkan dan jauhi kemalasan.

26. Jangan menyebarkan gosip dan jangan pula mendengarkannya. Jika anda mendengar gosip secara tidak sengaja maka janganlah mempercayainya.

27. Ketahuilah bahwa kebencian dan usaha anda untuk membalas dendam lebih berbahaya bagi kesehatan anda sendiri dibandingkan ke musuh anda.

28. Kesukaran yang menimpamu akan menghapus dosa-dosamu seandainya kamu bersabar.


Sumber: Islamonline
READ MORE - Tips mencapai kebahagiaan

Menutup aurat itu Wajib,Aku tahu kok !

Biasanya yang sering tejadi diantara kita semua adalah, udah tahu itu wajib, eh tapi masih males melaksanakanya. Khususnya buat para cewe, yang udah tahu aza nutup aurat itu wajib tapi masih ada yang gak mau. Apa lagi kalau diminta pake jilbab (lihat QS. Al- Ahzab : 59) dan kerudung. Alasannya sih belum siap, panas, gak keren, dll. Yaa… Apa boleh buat…??? Seperti kata pribahasa arab bilang

Artinya: yang paling disukai manusia itu adalah apa yang terlarang.

Rasulullah SAW bersabda :

Artinya: surga itu dikelilingi oleh segala yang tidak disenangi.

Ketika Asma’ binti Abu Bakar menemui Rasulullah di kediaman Aisyah dengan pakaian yang tipis, Rasulullah SAW segera berpaling dan bersabda : “Hai Asma’, sesungguhnya wanita, apabila telah sampai ketanda kedewasaan (haid), tidak boleh terlihat bagian tubuhnya kecuali ini dan ini. Beliau mengisyaratkan muka dan telapak tangan.

(HR. Abu Dawud, Al Albani menghasankanya).

Bila kita wanita muslim tentu yang jadi mahkota kita adalah kerudung.
Bukan rambut yang panjang, hitam, dan terurai,apa lagi kalau malam – malam pake baju putih (kuntilanak kale…!!!). Tapi gak semua kerudung loh dapat disebut sebagai mahkota.
Cuma kerudung yang memenuhi syarat aza yang dapat disebut sebagai mahkota wanita.

Allah SWT berfirman :

“... Dan hendaklah mereka menutup kain kerudung ke-dadanya…” (An- Nur : 31).
Nah, udah jelaskan bagaimana kerudung yang memenuhi syarat itu… !!! so, kalau asa cewe yang pake kerudung gak sampe nutupin dadanya, berarti itu gak bisa disebut mahkota (kerudung), tapi itu Cuma bisa disebut sebagai penutup kepala aza. Kalau ada yang nanya apa kerudung dan jilbab itu sama? Jawabannya tentu tidak sama dan perbedaanya sangat jauh. Untuk pengertian kerudung dapat kita lihat dari firman Allah berikut ini, yang artinya : “ Katakanlah kepada wanita yang beriman agar menundukkan pandangan dan menjaga kehormatanya, agar jangan memamerkan perhiasanya, kecuali yang (memanh biasanya) kelihatan padanya, agar mereka menutupkan kerudung ke atas dadanya dan jangan memperlihatkan perhiasannya kecuali pada suaminya, atau ayangnya, atau ayah suaminya, putra – putranya, atau putra – putra suaminya, atau saudara – saudaranya laki- laki, atau putra – putra saudaranya laki – laki, atau putra – putra saudaranya perempuan. Atau istri – istri mereka, atau budak – budak yang menjadi milik tangan kanannya. Atau anak – anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan agar jangan mereka menghentakkan kakinya untuk menerik perhatian kepada perhiasan yang tersembunyi. Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang mukmin supaya kamu beruntung.” (TQS. An – Nur : 31).

Untuk pengertian jilbab dapat kita lihat dari firman Allah berikut ini, yang artinya :

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri – istrimu, anak – anak perempuanmu, dan istri – istri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbab – jilbab mereka keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka labih mudah untuk dikenali, karenanya mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah, Maha Pengmpun lagi Maha Penyayang ”.(TQS. Al-Ahzab : 59).

Nah, dari kedua firman Allah diatas, sudah jelaskan perbadaan antara kerudung dan jilbab.

Didalam Al – Qur’an surah Al – Ahzab diatas tertulis kalimat : “ hendaklah mereka mengulurkan jilbab – jilbab mereka keseluruh tubuh mereka”.

Maksud dari kalimat tersebut sudah sangat jelas behwa kerudung dan jilbab itu tidak sama, karea jilbab adalah pakaian panjang dan lebar yang panjangnya sampai kamata kaki.

Selain itu hukum memakai jilbab dan kerudung adalah WAJIB.
Karena perintah untuk menutup aurat dengan memakai jilbab dan kerudung langsung datang dari Allah SWT melalui Rasulnya baginda Nabi Muhammad SAW.
Nah, kalau kita nolak perintah dari Allah SWT yang udah menciptakan kita kedunia ini untuk menutup aurat, berarti kita sama saja udah menentang apa yang diperingahkan Allah SWT kepada kita.

Sebagai contoh sederhana : Misalkan aza kita takut banget sama seseorang, pasti kalau orang itu meminta kita ngelakuin apa aza, kita gak berani untuk menolaknya sekalipun itu berat bagi kita. Nah, pertanyaanya adlah apakah kita semua benar – benar takut kapada Allah SWT???

Saya sudah tahu, jawabanya, pasti kita semua takut kepada Allah SWT.
Tapi anehnya dimulut berkata takut kepada Allah, tapi didalam perbuatan masih aja melakukan apa yang jelas – jelas dilarang oleh Allah SWT, seperti membuka aurat, pacaran, dll yang melanggar Syariat. Itulah yang dibilang lain dimulut, lain dihati.
Dimulut bilang takut kepada Allah, tapi didalam hati masih belum benar – benar takut. Tidakkah kita tidak takut berdosa???

Kata Drs. Fuad Moch. Fachrudin didalam kata pengantar bukunya yang berjudul Rahasia Wanita Islam, adalah:
Wanita Islam memiliki rahasia dan rahasia yang, “khas islami”.
Wanita islam bukan rupa dan muka. Bukan tangan dan lengan.
Bukan tubuh dan badan.
Bukan rambut dan perut.
Bukan raga yang dapat diperagakan.
Bukan senym yang boleh dicium.
Dan bukan umpan untuk dimakan.
Tapi wanita islam ialah jiwa yang dilamar, mata yang ditawar, kata yang dikejar, suara yang menyamar, juga wanita islam adalah manusia yang benar.
Wanita islam dijaga oleh rasa dan jiwa.
Dilindungi oleh iman yang dipelihara oleh kepercayaan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.
Ia merdeka bukan berarti bebas.
Ia terpelihara dan ridak lepas.
Ia melihat bukan terikat.
Ia mendengar bukan tidak sadar.
Ia merasa bukan diperdaya.
Ia berusaha bukan bermuara.
Ia cinta, tapi bukan cinta buta.
Nah, udah tahukan betapa terhormatnya seorang wanita didalam islam.
So, marilah kita semua menjadi wanita islam yang benar – benar terhormat dan selamat.
Sebagai mana yang diperintahkan oleh Allh SWT didalam Al – Qur’an surah Al – Ahzab : 59 dan An – Nur : 31. Dan jadilah wanita yang islam yang punya rahasia yang khas islami.
Karena rahasia yang tedapat pada wanita islam adalah rahasia yang tidak dimilika oleh para wanita lain. Semoga yang membaca tulisan ini digerakan dan dimudahkan hatinya oleh Allah untuk melaksanakan semua perintah-Nya. Amin..!!
READ MORE - Menutup aurat itu Wajib,Aku tahu kok !

PERNIKAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. . .

banyak sekali nikmat yang Allah ta'alla telah berikan kepada kita ....

Nikmat tersebut diantaranya ialah fitrah kebutuhan biologis, saling membutuhkan terhadap lawan jenis.. yaitu: Menikah ! Fitrah pemberian Allah yang telah lekat pada kehidupan manusia, dan jika manusia melanggar fitrah pemberian Allah, hanyalah kehancuran yang didapatkannya..Na’udzubillah ! Dan Allah telah berfirman : “Janganlah kalian mendekati zina, karena zina adalah perbuatan yang buruk lagi kotor” (Qs. Al Israa’ : 32).


Ibunda dan Ayahanda tercinta..melihat pergaulan anak muda dewasa itu sungguh amat memprihatinkan, mereka seolah tanpa sadar melakukan perbuatan-perbuatan maksiat kepada Allah. Seolah-olah, dikepala mereka yang ada hanya pikiran-pikiran yang mengarah kepada kebahagiaan semu dan sesaat. Belum lagi kalau ditanyakan kepada mereka tentang menikah. “Saya nggak sempat mikirin kawin, sibuk kerja, lagipula saya masih ngumpulin barang dulu,” ataupun Kerja belum mapan , belum cukup siap untuk berumah tangga??, begitu kata mereka, padahal kurang apa sih mereka. Mudah-mudahan saya bisa bertahan dan bersabar agar tak berbuat maksiat. Wallahu a’lam.
Ibunda dan Ayahanda tersayang..bercerita tentang pergaulan anak muda yang cenderung bebas pada umumnya, rasanya tidak cukup tinta ini untuk saya torehkan. Setiap saya menulis peristiwa anak muda di? majalah Islam, pada saat yang sama terjadi pula peristiwa baru yang menuntut perhatian kita..Astaghfirullah.. Ibunda dan Ayahanda..inilah antara lain yang melatar belakangi saya ingin menyegerakan menikah.
Dasar Pemikiran

Dari Al Qur??an dan Al Hadits :
1. ?”Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui.” (QS. An Nuur (24) : 32).
2. “Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).
3. ?Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui?? (Qs. Yaa Siin (36) : 36).
4. Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).
5. Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).
6. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi pelindung (penolong) bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasulnya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. At Taubah (9) : 71).
7. Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang banyak sekali. (Qs. An Nisaa (4) : 1).
8. Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).
9. ..Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa’ (4) : 3).
10. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).
11. Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: “Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !”(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).
12. Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
13. Dari Aisyah, “Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu?? (HR. Hakim dan Abu Dawud). 14.?Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya, sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya.” (HR. Baihaqi).
14. Dari Amr Ibnu As, Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya ialah wanita shalihat.(HR. Muslim, Ibnu Majah dan An Nasai).
15. “Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah? (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim) : a.?Orang yang berjihad / berperang di jalan Allah. b.?Budak yang menebus dirinya dari tuannya. c.?Pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan dirinya dari yang haram.”
16. “Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud).
17. Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).
18. Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).
19. Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
20. Rasulullah SAW. bersabda : “Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah” (HR. Bukhari).
21. Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya??la dan Thabrani).
22. Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).
23. Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).

Tujuan Pernikahan
1. Melaksanakan perintah Allah dan Sunnah Rasul.
2. Melanjutkan generasi muslim sebagai pengemban risalah Islam.
3. Mewujudkan keluarga Muslim menuju masyarakat Muslim.
4. Mendapatkan cinta dan kasih sayang.
5. Ketenangan Jiwa dengan memelihara kehormatan diri (menghindarkan diri dari perbuatan maksiat / perilaku hina lainnya).
6. Agar kaya (sebaik-baik kekayaan adalah isteri yang shalihat).
7. Meluaskan kekerabatan (menyambung tali silaturahmi / menguatkan ikatan kekeluargaan)

Kesiapan Pribadi
1. Kondisi Qalb yang sudah mantap dan makin bertambah yakin setelah istikharah. Rasulullah SAW. bersabda : ??Man Jadda Wa Jadda?? (Siapa yang bersungguh-sungguh pasti ia akan berhasil melewati rintangan itu).
2. Termasuk wajib nikah (sulit untuk shaum).
3. Termasuk? tathhir (mensucikan diri).
4. Secara materi, Insya Allah siap. ??Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya??? (Qs. At Thalaq (65) : 7)

Akibat Menunda atau Mempersulit Pernikahan
• Kerusakan dan kehancuran moral akibat pacaran dan free sex.
• Tertunda lahirnya generasi penerus risalah.
• Tidak tenangnya Ruhani dan perasaan, karena Allah baru memberi ketenangan dan kasih sayang bagi orang yang menikah.
• Menanggung dosa di akhirat kelak, karena tidak dikerjakannya kewajiban menikah saat syarat yang Allah dan RasulNya tetapkan terpenuhi.
• Apalagi sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan.” (HR. Ahmad) dan “Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik, daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya” (HR. Thabrani dan Baihaqi).. Astaghfirullahaladzim.. Na’udzubillahi min dzalik
Namun, umumnya yang terjadi di masyarakat di seputar pernikahan adalah sebagai berikut ini :
• Status yang mulia bukan lagi yang taqwa, melainkan gelar yang disandang:Ir, DR, SE, SH, ST, dsb
• Pesta pernikahan yang wah / mahar yang tinggi, sebab merupakan kebanggaan tersendiri, bukan di selenggarakan penuh ketawadhu’an sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. (Pernikahan hendaklah dilandasi semata-mata hanya mencari ridha Allah dan RasulNya. Bukan di campuri dengan harapan ridha dari? manusia (sanjungan, tidak enak kata orang). Saya yakin sekali.. bila Allah ridha pada apa yang kita kerjakan, maka kita akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.)
• Pernikahan dianggap penghalang untuk menyenangkan orang tua.
• Masyarakat menganggap pernikahan akan merepotkan Studi, padahal justru dengan menikah penglihatan lebih terjaga dari hal-hal yang haram, dan semakin semangat menyelesaikan kuliah.
Memperbaiki Niat :
Innamal a’malu binniyat……. Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan.

Niat Ketika Memilih Pendamping
Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi seorang wanita karena kedudukannya, Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya, Siapa yang menikahinya karena kekayaan, Allah hanya akan memberinya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya, Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi barakah dan menambah kebarakahan itu padanya.”(HR. Thabrani).

“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina. Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas. Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya. Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama”. (HR. Ibnu Majah).
Nabi SAW. bersabda : Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab (akibatnya) dapat melahirkan anak yang lemah (baik akal dan fisiknya) (Al Hadits).

Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. telah bersabda, ??Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama.” (HR. Muslim dan Tirmidzi). Niat dalam Proses Pernikahan

Masalah niat tak berhenti sampai memilih pendamping. Niat masih terus menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari memberi mahar, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Walimah lebih dari dua hari lebih dekat pada mudharat, sedang walimah hari ketiga termasuk riya’. “Berikanlah mahar (mas kawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.”(Qs. An Nisaa (4) : 4).

Rasulullah SAW bersabda : “Wanita yang paling agung barakahnya, adalah yang paling ringan maharnya” (HR. Ahmad, Al Hakim, Al Baihaqi dengan sanad yang shahih). Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW. telah bersabda, “Sesungguhnya berkah nikah yang besar ialah yang sederhana belanjanya (maharnya)” (HR. Ahmad). Nabi SAW pernah berjanji : “Jangan mempermahal nilai mahar. Sesungguhnya kalau lelaki itu mulia di dunia dan takwa di sisi Allah, maka Rasulullah sendiri yang akan menjadi wali pernikahannya.” (HR. Ashhabus Sunan). Dari Anas, dia berkata : ” Abu Thalhah menikahi Ummu Sulaim dengan mahar berupa keIslamannya” (Ditakhrij dari An Nasa’i)..Subhanallah..
Proses pernikahan mempengaruhi niat. Proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat, memudahkan proses pernikahan bisa menjernihkan niat. Sedangkan mempersulit proses pernikahan akan mengkotori niat. “Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kambing.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pernikahan haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang dimaksud Lillah, ialah niat nikah itu harus karena Allah. Proses dan caranya harus Billah, sesuai dengan ketentuan dari Allah.. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah, tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah.
Sehingga dalam penyelenggaraan nikah tidak bermaksiat pada Allah ; misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini yang harus di hindari, padahal tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, adab mendo’akan pengantin dengan do’a : Barokallahu laka wa baroka ‘alaikum wa jama’a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan (“Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama” - Qs. Al Ahzab (33),

Meraih Pernikahan Ruhani
Jika seseorang sudah dipenuhi dengan kecintaan dan kerinduan pada Allah, maka ia akan berusaha mencari seseorang yang sama dengannya. Secara psikologis, seseorang akan merasa tenang dan tentram jika berdampingan dengan orang yang sama dengannya, baik dalam perasaan, pandangan hidup dan lain sebagainya. Karena itu, berbahagialah seseorang yang dapat merasakan cinta Allah dari pasangan hidupnya, yakni orang yang dalam hatinya Allah hadir secara penuh. Mereka saling mencintai bukan atas nama diri mereka, melainkan atas nama Allah dan untuk Allah.
Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah yang dimaksud dengan pernikahan ruhani. KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS? PULA (Al Izzah 18 / Th. 2)
Penutup

“Hai, orang-orang beriman !! Janganlah kamu mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah kepada kamu dan jangan kamu melampaui batas, karena Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas.” (Qs. Al Maidaah (5) : 87).

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).
====================================
Dedicated to : My inspiration …. yang pernah singgah dan menghuni “hati” …Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan dakwah yang harus aku titi.. ” Saat Cinta dan Rindu? tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah..”
====================================

Sumber : http://ibh3.wordprees.com/
READ MORE - PERNIKAHAN

Saudariku, Aku Menggugah Rasa Malumu...!

Doa untuk Muslimah

Ya Allah Yaa Robbi..Engkau telah anugerahkan limpahan kecantikan kepadanya, makaJadikan keindahan hati dan akhlaknya melampaui kecantikan wajahnya ... Engkau telah sentuh hatinya tuk menutup auratnya, makaJadikan penutup auratnya memperindah cahaya aura taqwanya

...Engkau telah indahkan senyumnya, makaJadikan senyumnya selalu terkembang tuk menghiasi rumah tangganya...

Engkau telah tanamkan ilmu dan kepintaran pada aqal budinya, makajadikan aqal nya meninggikan derajatnya ...

Engkau telah memberikan kekerasan hati padanya, makajadikan kekerasan hatinya menjadi keteguhan tekad dan ketegaran bagi mimpinya, namunsisihkan kelembutan tuk mendidik anaknya dan menjaga keluarganya...

Engkau telah tanamkan iman dan taqwa ke dalam hatinya, makaJadikan keimanan dan ketaqwaan yg istiqomah menjadi jiwa kecantikannya...

Jadikanlah jiwa raga dan kalbunya menjadi wanita solehah.... Jadikan suaminya menjadi suaminya yang bertanggungg jawab, yang dapat menjadi imam dalam kehidupannya.... Tanamkan jiwa pejuang sejati dalam rahimnya....

Jadikanlah keluarganya menjadi keluarga Sakinah Mawaddah Warrahmah... Jadikanlah akhir hidupnya kembali padaMU dengan khusnull khotimah...

Amiien ...
Bismillahi minal Awwali wal Akhiri.....
Allaahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad. Allahumma shalli 'alaihi wa sallim wa adzhib hazana qalbiy fin-dunya wal-aakhirah.............

Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
“Ada dua golongan penduduk neraka yang sekarang saya belum melihat keduanya, yaitu: wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berlenggak-lenggok dan memiringkan kepalanya seperti punuk unta, dimana mereka tidak akan masuk surga, bahkan mencium baunya pun tidak bisa” (HR Muslim dan Ahmad)

Mengapa Aku Menulis

Saudariku tercinta, kata-kata yang kutulis berasal dari hati yang dipenuhi kesedihan dan rasa sakit atas kondisi menyedihkan terhadap banyak wanita Muslimah sekarang ini. Kita melihat wanita Muslimah yang berpakaian tetapi telanjang, keluar memamerkan kecantikannya dan menggoda hamba-hamba Allah dengan senjata yang sangat kotor – senjata bujukan dan rayuan yang dia pelajari sebagai cara dan alat untuk menggoda. Engkau menemukan godaan ini di rumah dan di jalan dan dalam perkataan dan dalam gerakan. Godaan dalam pakaian dan mempercantik (diri), dalam berjalan dan duduk dan pada lirikan mata. Ini benar-benar perkara yang serius yang memalukan dan merobek-robek hati dengan kesedihan manakala kita hidup dalam kenyataan dimana begitu banyak wanita Muslimah terlepas dari rasa malu. Agama ini dan Al-Qur’an terlupakan, perbuatan dan akhlak diingkari… dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah!

Saudariku, kata-kata ini dari penaku yang hina dan lemah ditandai oleh jiwa yang terluka dan tidaklah ini melainkan sebuah jeritan dari sebuah peringatan dan perhatian bagimu saudariku. Ini adalah kata-kata yang saya harapkan dapat terdengar oleh telingamu yang melaluinya dapat mencapai pintu hatimu dan menemukan tempat disana, masuk, diterima dan dilaksanakan.

Kata-kata ini keluar dari hati yang berisi cinta, persahabatan dan nasihat yang tulus untukmu. Nasihat dari saudarimu yang begitu perduli terhadap saudarinya yang dilihatnya bergerak menuju jalan kesesatan dimana dia pasti akan terhanyutkan. Dia telah menyimpang dan jatuh ke dalam jebakan dan perangkap yang telah disiapkan baginya oleh Zionist dan dia lalai dan tidak mengetahuinya. Bagaimana mungkin aku tidak memegang tangannya dan menasihatinya, mengarahkannya atau mencoba membuka matanya terhadap rencana dan Persekongkolan disekitarnya?

Saudariku, kata-kataku bukanlah sesuatu yang baru, namun merupakan pengingat bagimu sehingga mungkin Allah akan menjadikannya penyebab bagimu untuk mendapatkan manfaat dengannya dan membuatnya mengalir didalam hatimu dengan kesejukan dan kedamaian. Semoga dengannya akan memberikan pengaruh yang besar terhadapmu, insya Allah. Saya mengunggahmu saudariku tercinta, terhadap rasa keberagamaanmu, kepada fitrah yang Allah menciptakanmu dengannya, dan rasa malumu, dan rasa takut kepada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa. Tidakkah engkau mendengar panggilan suadarimu yang tulus yang sangat perduli kepadamu?

Ketahuilah saudariku, bahwa engkau dan aku dan setiap wanita Muslimah, berdiri pada sebuah pelabuhan, diantara pelabuhan-pelabuhan Islam. Yakni, keluarga Muslim dan pendidikan anak-anak dengan cara yang dicintai dan diridhai Allah. Pilar dan landasannya adalah ketaatan kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya r dan mencari apa yang diridhai oleh Allah untuk mendapatkan sesuatu yang tidak ternilai yang kita semua menginginkannya – Surga.

Untuk itulah, saudariku Muslimah, ketika musuh-musuh Islam melihat kedudukan wanita Muslimah dan kekuatan pengaruhnya yang dimiliki diantara mereka dimana dia tinggal sebagai guru dan pembangun generasi berikutnya dan karena dialah asuhannya dapat menjadi kuat atau rusak, mereka mengarahkan perhatian mereka kepada kita. Mereka berfokus pada kita - wanita Muslimah - untuk menghancurkan akhlak kita dan mengambil agama dan rasa malu kita ke arah yang secara alami kita tempatkan dan kita diperintahkan untuk berpegang teguh kepadanya, sampai akhlak anak-anak kita, laki-laki generasi mendatang, pilar-pilar ummat, menjadi rusak. Mereka akan merusak akhlak ini yang mendukung ummat dalam pertumbuhan dan pemahaman dan atas mereka (laki-laki) yang di atas mereka lah terletak kehormataan setelah (bergantung) kepada Allah. Jika pilar ini dibuat menjadi cacat atau dihancurkan dan kekuatan alami ummat ini menjadi lemah, maka akan menjadi apa masa depannya? Sungguh persis seperti inilah yang dikehendaki musuh-musuh Allah.


Tidakkah Engkau Pahami?

Tidakkah engkau tahu bagaimana mereka (musuh-musuh Islam) dapat menyusup dan mempengaruhi kita melalui media-media yang membujuk dan dari luar tampak tidak berdosa namun di dalamnya kotor? Ini dengan cara memberikan racun yang dibungkus madu yang ditampilkan melalui cara-cara iklan, gemerlap dan memikat. Hal ini dilakukan melalui majalah-majalah yang rendah, fashion yang menggiurkan, dan kisah-kisah indah. Ini dilakukan melalui serial televisi, film, nyanyian, dan cara-cara lainnya. Apakah engkau melihat Allah? Tidakkah engkau hendak kembali kepada Rabb-mu dan membuarg rencana-rencana musuhmu kembali pada mereka dan menolak konsep-konsep dan gelar-gelar yang menipu? Maukah engkau mengatakan dengan kekuatan dan kehormatan sebagai seorang Muslimah ‘Saya tidak menerima selain dari perintah Allah dan perintah Nabi-Nya!’?

Saudariku. Apa yang diinginkan musuhmu darimu sungguh sangat berharga dan mahal. Itu bukanlah hal yang sederhana bagimu. Mereka ingin menghancurkan agamamu, karakter akhlakmu, kebaikanmu, rasa malumu yang darinya engkau memperoleh harga diri dan kehormatan. Mereka menginginkanmu menjadi hina, tercela, dan diabaikan oleh masyarakat, sebagaimana kondisi kaum wanita mereka. Mereka mengajak untuk melepaskan hijab dan pada ketelanjangan dan menyingkapkan dirimu dan mereka berkata kepadamu:

Robek-robeklah hijabmu wahai puteri-puteri Islam. Robek dan bakarlah tanpa ragu. Karena sesungguhnya itu (hijab) adalah pelindung yang semu.

Mereka menjalin persekongkolan demi persekongkolan dan memikirkan rencana-rencana dan menempati posisi penyergepan di sekeliling kita. Mereka memulai perbuatan-perbuatan kotor dan beracun seperti yang disebut sebagai ‘gerakan pembebasan’, dan ‘kesetaraan’ dan pendorongnya adalah untuk kehancuran karakter akhlakmu juga diriku, sebagaimana juga akhlak seluruh wanita Muslimah. Ini semua cara-cara dan senjata yang dapat mereka gunakan untuk menghancurkan agama yang haq ini dan penjagaan Islam, akhlak dan rasa malu. Marilah menjadi tangan yang kuat memukul dengan kepalan, hijab, kesopanan, dan akhlak, (ke) wajah semua orang yang melanggar setiap bagiannya (yakni al-haya atau rasa malu-pent.) dan mencoba mendekati dan membahyakannya.

Engkau dan aku dan setiap wanita Muslimah harus mengatakan kepada musuh-musuh Allah apa yang dikatakan Aisyah at-Taimuriyyah:

Dengan tangan kesopanan aku mempertahankan kehormatan hijab
Dan dengan rasa maluku aku telah mengangkat zamanku
Dan dengan anugerah pemikiran yang jernih
dan watak yang kritis adabku disempurnakan
Tidak ada sesuatu yang membahayakanku dari budaya dan pelajaran yang baik
Kecuali akulah yang terbaik diantara yang bijak
Tidak ada yang menghalangi kita untuk bangkit
Kecuali menurunkan penutup kepala dan wajah

Saudariku tercinta, apa yang sungguh mengiris jiwaku dan membuatku tak dapat beristirahat adalah melihat wanita muda Muslimah yang meyakini Allah adalah Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad shallallahu alaihi wasallam sebagai rasul dan nabinya, berkeliaran di jalan-jalan, tempat-tempat perbelanjaan, dan tempat-tempat umum lainnya dimana orang menemukan kebaikan dan keburukan, keluhuran dan kejahatan, orang-orang yang hatinya bersih dan orang-orang yang hatinya berpenyakit yang mengikuti kelemahan sexualnya mengejar wanita-wanita muda. Wanita-wanita muda ini keluar dengan mempercantik (diri) atau mengenakan hijab dari jenis yang hijab itu sendiri menyerupai perhiasan yang dengan penampilan dan gayanya meluncur laksana panah daya tarik ke dalam hati yang dipenuhi nafsu laki-laki yang demikian. Dia akan tergoda dan hatinya terperangkap oleh wanita itu. Akankah Allah ridha, aku bertanya padamu demi Allah, dengan perbuatan wanita muda ini manakala Dia lah yang berkata kepadanya dan wanita-wanita yang sepertinya:

“…janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS Al-Ahzab [33] : 33).

Atau akankah Allah ridha dengan agama wanita ini, rasa malunya, kepribadiannya sebagaimana dia diajarkan dan dibesarkan dengannya?

Saudariku, tidakkah engkau menyadari bahwa diantara tanda-tanda lemahnya keimanan dalam diri seorang wanita Muslimah dan awal mula dari kekalahannya dan kehilangan kehormatan dan keutamaannya adalah manakala dia mengabaikan dan meninggalkan agamanya dan akhlaknya? Rasa malu merupakan bagian dari kodratnya. Wanita Muslimah selalu menjadi perumpamaan malu, sebuah peribahasa mengatakan:

Malu yang tertinggi adalah perawan di dalam sangkarnya.

Hilangnya malu dalam diri seorang wanita adalah kelemahan imannya dan keluar dari kodratnya. Pernahkah engkau memikirkannya?

Demi Allah, tidak ada kebaikan dalam kehidupan tidak juga di dunia, ketika malu telah menghilang.


Janganlah Menjadi Daun yang Diterbangkan Angin

Saudariku tercinta, waspadalah terhadap karakter wanita yang mengikuti secara membabi buta setiap berita atau tren baru yang berasal dari Zionis. Engkau memiliki martabatmu sendiri dan kepribadian bebas yang membedakanmu dengan yang lainnya. Jika engkau ingin mengikuti sebuah contoh (keteladanan), temukanlah dalam biografi para sahabat wanita yang mulia dan suci. Engkau harus melihat kepada para Da’i yang shalih dan takut kepada Allah karena merekalah yang lebih patut kita nantikan, berkumpul dan diikuti keteladannya. Mereka adalah penerang jalan kepada petunjuk dan dengan kebersamaan mereka adalah yang terbaik di kehdiupan sekarang dan akhirat kelak.

Jangan ikuti, saudariku, para dai yang buruk yang mengajak pada kerusakan yang membual dengan kejahatan... mereka yang merampas pakaian kemuliaan malu. Demi Allah, apa yang membuat hati menangis dan mengiris jiwa dengan duka cita adalah melihat wanita Muslimah... jika dia melihat rekan buruknya mengenakan pakaian ketat, pendek dan transparan dia (pun) mengenakannya dan mengikuti mereka. Jika dia melihat mereka mengenakan celana ketat yang mengundang dan membuka pakaiannya terkadang bahkan memperlihatkan kemaluannya, paha dan pinggulnya, dia membeo kepada mereka! Dia tidak menegakkan hukum syariat dalam pakaiannya juga tidak perduli apa yang dipandang Allah baik baginya. Sebaliknya dia mengikuti apa yang disebut ’kemajuan’ dan tidak memiliki keinginan untuk beralih dari prosesi peradaban dan pembangunan dan melihat setiap penyimpangan sebagai penindasan, kemunduran dan keterbelakangan meskipun sumber dari kemunduran, keterbelakangan, kekalahan dan kepolosan sebenarnya berada dalam konsep, pembawaan dan perbuatannya.

Artikel ini adalah beberapa bab dari eBook "Saudariku, Aku Menggugah Rasa Malumu, Tidakkah Kau Ingin Menjawabnya?" yang diterjemahkan secara bebas dari eBook berbahasa Inggris yang bisa anda dapatkan di Islam House.

Sumber: I Appeal to Your Sense of Shame My Muslim Sister, Will You not Respond? Penulis: Nawal bint Abdullah


Semoga bermanfaat ....


Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...

Vicky
Halaqah Sirrul Barokah

Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ..

Copas dari http://www.khayla.net/2009/02/saudariku-aku-menggugah-rasa-malumu.html
READ MORE - Saudariku, Aku Menggugah Rasa Malumu...!

Cara Mudah Berhenti Merokok

Tulisan ini dibuat bukan untuk menyuruh atau menganjurkan orang untuk berhenti merokok, tetapi tulisan ini dibuat untuk membantu para perokok yang mempunyai niat dalam hati untuk berhenti merokok namun belum berhasil dan selalu gagal.





“ Enak ya ga ngerokok, jangan sampe deh. Kalau ada obatnya yang bisa bikin gue berhenti ngerokok gue bersedia beli tuh “ Teman SMP saya berujar.

” Susah banget berhenti ngerokok, udah berusaha ngurangin, besoknya tambah banyak ngerokoknya” Teman saya yang lain bicara.

” Gue lebih kuat ga makan seharian dari pada harus ga ngerokok seharian”

” Habis makan, ga ngerokok…..waaahh mana kuat…asem mulut ”

” Saya kalau ga ngerokok Ide ide ga keluar ”

” Kalau ga ngerokok dikira banci ” ( perasaan, banci hampir rata2 ngerokok ya ? )

” Saya udah coba gonta – ganti merek rokok, dari merek A sampai Z tapi ga juga bisa berhenti ( walaaah mas , niat berhenti apa enggak sih ? atau mau jadi peneliti )

” Saya sudah berusaha ngurangi mbeli dan mbanyakin minta mas ” ( wah ini lain lagi…….:( )

Begitu beragam ungkapan – ungkapan yang keluar dari mulut para perokok yang menyatakan kesulitannya untuk berhenti dari kebiasaan merokok. Bagaikan seseorang yang sedang berada dalam lumpur hidup, dia tidak suka berada didalamnya tetapi tidak bisa keluar dari dalamnya………….

Anda adalah Raja atau penguasa terhadap diri sendiri, Bagian anggota tubuh yang lain adalah rakyat yang seharusnya menurut atas perintah anda, bukan anda yang menurut terhadap perintah rakyat. Lawanlah keinginan anda untuk merokok, karena anda adalah Rajanya, penguasanya sedangkan keinginan untuk merokok adalah rakyat……ini adalah permainan sekaligus pertempuran……antara anda sebagai penguasanya dan keinginan untuk merokok adalah rakyat….bagaimana mungkin anda sebagai penguasa mau saja dengan mudah dikalahkan oleh keinginan untuk merokok….bangkit, lawan dan menang. Hiruplah udara kemenangan, kebebasan dan kekuatan yang tak pernah anda rasakan sebelumnya karena selama ini anda telah terjajah dan dikuasai oleh keinginan untuk merokok…..raihlah posisi dan bergabung bersama para raja yang telah menang dan berhasil meraih kembali pemerintahannya dan keinginan untuk merokok telah menjadi hambanya yang dengan mudah dipatahkan dan disuruh untuk diam. Katakanlah pada diri anda Whos the king ?! Bukalah mata anda …..sanggupkah anda melawan keinginan anda untuk merokok? kalau sanggup anda hebat dan layak untuk bersyukur karena telah diberi kemudahan…..kenapa ? karena begitu banyak yang masih belum dapat keluar dari cengkeraman keinginan untuk merokok.

Tuan – tuan yang dimuliakan Allah Ta'ala. Lihatlah pemandangan berikut ini :

Si Bako ( Nama panjangnya Tembako ) sedang mengalami krisis ekonomi dalam kehidupannya, Bisnisnya mulai mengalami penurunan dan dia membutuhkan suntikan dana segar, tapi hari gini mana ada yang dengan mudah memberikan bantuan tanpa jaminan………

Setiap hari dia sering melamun sambil ditangannya terjepit sebatang rokok menemaninya dalam perjalanan pikiranya mengarungi alam bawah sadar. Tak terasa sebungkus rokok dengan merek yang lumayan disegani sudah habis hanya dalam waktu hanaya setengah hari……..sendiri lagi.

Tuan – tuan bayangkan SEDANG MENGALAMI KRISIS EKONOMI, SEBUNGKUS ROKOK DENGAN MEREK TERNAMA HABIS DALAM WAKTU SETENGAH HARI? Dengan habisnya bungkus pertama itu bukan berarti habisnya semangat untuk terus merokok…………bungkus kedua telah berkurang satu batang dan berpindah tempat dalam jepitan jarinya yang keras dan kokoh.

Tuan – tuan mari kita berhitung,
Sedang krisis ekonomi, butuh uang dari mana kita bisa mendapatkan uang ? Bingung mencari dimana? Padahal itu ada di depan mata dan ada dalam genggaman anda !

Perhatikan baik – baik

Satu batang rokok kita hitung Rp. 700,-
Satu bungkus rokok = 12 batang rokok
Berarti satu bungkus rokok kurang lebih = Rp. 8400,- kalau belinya bungkusan mungkin bisa lebih murah Rp. 400.-

Setengah hari Rp. 8400 kalau satu hari adalah Rp. 8400 X 2 = Rp. 16. 800

Hari gini ada yang mau ngasih duit Cuma- cuma Rp. 16. 800 sehari ?

Kalau di kali kan tiga puluh hari = Rp. 504. 000,- Wow sebuah angka yang fantastis, sebuah modal yang besar bukan?

Ada yang mau memberikan Rp. 504. 000 sebulan Cuma – cuma ?

Kebutuhan manusia yang utama yang apabila tidak terpenuhi dapat menyebabkan kematian adalah Makanan atau minuman. Apabila orang kekurangan pangan atau minuman bisa menimbulkan kematian, tetapi rokok…….? Apa yang akan ditimbulkan ? masalah apa yang kira 2 muncul apabila kita kekurangan rokok atau tidak merokok sama sekali ? Bencana apakah kira2 yang akan muncul ?

Tidak Ada !!! tidak akan ada bencana yang muncul dari kekurangan merokok atau hilangnya rokok dari muka bumi. Yang ada dan akan muncul adalah kebaikan yang banyak untuk setiap orang. Sudah lama kita disulitkan oleh polusi udara yang ditimbulkan dari gas buang kendaraan bermotor belum lagi dari kebakaran hutan yang sering terjadi , efek rumah kaca, pembuangan limbah industri dan termasuk diantaranya adalah akibat pembakaran rokok.

Kalau kita menghitung secara asal, dalam satu batang rokok terdapat satu lembar daun, kalau dalam satu bungkus rokok terdapat 12 batang rokok maka sama saja terkandung 12 lembar daun dan itu sama saja dengan satu pohon, apabila itu dibakar semua maka sama saja dengan membakar satu pohon. Kalau satu orang membakar satu pohon sedangkan dalam satu hari ada kurang lebih 500 ribu orang indonesia merokok satu bungkus rokok maka sama saja membakar 500 ribu pohon, WAH ! jumlah yang tidak sedikit alias banyak. Bayangkan asap yang ditimbulkan…………..

Pernah suatu hari kawan saya yang bisa disebut sebagai fikirman atau manusia laki – laki pemikir bicara kepada saya…..” mas sering lihat begitu mudahnya para perokok ( termasuk dia ) memberikan satu, dua bahkan 5 batang rokok kepada teman2 nya atau bahkan orang yang tidak kenalnya, setelah itu mereka yang berteman tambah akrab dan yang belum kenal jadi kenal , mas jadi berpikir dan membayangkan serta berharap seandainya batang2 rokok tersebut digantikan dengan uang atau benda lain yang lebih bermanfaat maka akan bagaimana jadinya ya ? kalau 1 batang rokok diuangkan Rp. 500,- maka berarti setiap orang yang bisanya sehari bisa memberikan 4 batang rokok sama saja memberikan Rp. 2000 kepada orang lain baik yang dikenal maupun tidak waaaah investasi dunia dan akhirat itu. Kalau digantikan dengan permen bisa dapet 10 bungkus, kalau di beliin roti yang seribuan dapet 2, kalau digantikan dengan cincau bisa dapet 2 gelas, kalau digantikan dengan gorengan bisa dapet lima, kalau dibeliin air mineral gelas bisa dapet lima, kalau dan kalau masih banyak lagi ………….

Dilihat dari segi kesehatan maka perlu kita ketahui bahwa dalam satu batang rokok terdapat 4000 jenis bahan kimia berikut ini saya berikan petikan tulisan yang di buat oleh

dr. Prasanthi
Penulis adalah dokter RSU Swasta di Bandung

Ancaman paling berbahaya dari rokok adalah kepulan asapnya. Dalam asap rokok terkandung 4.000 bahan kimia dan 200 di antaranya dikenal sebagai racun. Selain nikotin, asap rokok tersusun atas selusin gas–sebagian besar adalah karbon monoksida (CO), yang dapat menghambat penyerapan oksigen dalam sel darah merah–dan tar. Tar adalah getah tembakau atau ampas asap yang dapat menyebabkan kanker paru-paru. Semua organ tubuh, mulai dari ujung rambut hingga ke ujung jari kaki, dapat terkena imbas buruk rokok.

Ketika seseorang sedang asyik mengisap rokok, gas karbon monoksida (CO) ikut masuk ke dalam tubuh. Gas CO berebutan dengan oksigen untuk masuk ke dalam sel darah merah (hemoglobin). Sedangkan pada orang yang tidak merokok, ketika bernapas, oksigen akan diangkut oleh hemoglobin, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Oksigen di dalam darah kaum perokok akan dikalahkan CO, sehingga oksigen yang beredar ke seluruh tubuh berkurang. Karenanya, organ tubuh dan otak tidak mampu berfungsi baik. Akibatnya, wajah jadi pucat dan loyo.

Suatu penelitian mengungkapkan bahwa perokok wanita berpotensi mengalami penurunan gairah seksual, bahkan hingga mencapai fase frigiditas. Sementara perokok pria berpeluang mengalami disfungsi ereksi dalam berbagai tingkatan. Lebih buruk lagi, wanita perokok punya peluang yang lebih besar terhadap kasus menopause dini dibanding mereka yang tidak merokok.

Rokok juga memperlebar peluang terjadinya penyempitan pembuluh darah (artherosclerosis). Hal itu menyebabkan tubuh mengalami kekurangan oksigen sehingga mengakibatkan pecahnya aorta serta bisa merampas nyawa. Wanita yang merokok sekaligus menggunakan pil KB juga berisiko terkena serangan jantung koroner.

Asap rokok diyakini dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru dan kanker pada bagian organ tubuh ini. Pemicunya, tar yang terkandung dalam asap rokok akan menempel di permukaan saluran pernapasan sehingga menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel ganas. Sekitar 87-90 persen kasus kanker paru-paru disebabkan oleh rokok dan 30 persen di antaranya dialami oleh perokok pasif. Kebiasaan merokok 20 batang per hari bisa mencetuskan kanker paru-paru 25 kali lebih besar dibandingkan dengan tidak merokok. Penelitian terakhir bahkan menyebutkan, batangan tembakau ini mengandung formalin. Jika pada lambung saja formalin bisa menimbulkan iritasi, bayangkan jika zat berbahaya ini mengontaminasi paru-paru, salah satu organ tubuh yang cukup sensitif.

Rokok adalah salah satu pencetus paru-paru obstruksi kronis (PPOK). Selain itu, asap rokok mengubah perubahan struktur saluran udara. Bulu getar yang dalam keadaan normal berfungsi membersihkan lendir akan lumpuh sehingga terjadi penim¬bunan lendir berlebihan yang merupakan media perkembangbiakan kuman sehingga berkembang jadi bronkitis.

Rokok juga menjadi biang kerusakan permanen pada struktur paru-paru akibat lumpuhnya serat elastin yang mengakibatkan udara yang masuk sulit dikeluarkan dan tertinggal di kantong-kantong udara. Kondisi ini bisa berujung pada penyakit emfisema, yaitu gangguan atau penurunan faal (fungsi paru-paru), yang semakin lama semakin berat. Gangguan yang muncul berupa penyakit paru-paru obstruksi menahun, dengan gejala klinis berupa sesak napas yang tidak dapat disembuhkan.
Sementara asap tembakau yang tersebar di tempat terbuka akan memengaruhi orang-orang di sekitarnya. Asap rokok menyebabkan iritasi pernapasan yang cukup berat dan merupakan faktor pencetus serangan asma. Dalam kasus infeksi paru-paru, wanita perokok lebih dominan dibanding pria. Nikotin akan beraksi menurunkan ketahanan permukaan saluran udara dalam paru-paru, sehingga mempersubur bakteri maupun virus.

Lebih buruk lagi, bayi yang lahir dari seorang wanita perokok, berbobot lebih ringan 170 gram dibandingkan dengan wanita tidak merokok. Wanita perokok sering kali mengalami keguguran, kematian bayi, dan neo-natal death. Bayi dari wanita perokok umumnya memiliki kondisi fisik maupun intelektual lebih rendah dibandingkan bayi dari wanita yang sama sekali tidak merokok

Nah, selain beracun rokok juga dapat membuat penampilan fisik seperti bibir dan gigi menjadi tidak menarik………..

masih berminat merokok ?

http://nexlaip.wordpress.com/2007/12/15/cara-mudah-berhenti-merokok/
READ MORE - Cara Mudah Berhenti Merokok