Kata ”Allah” memang telah digunakan kaum Kristen beratus-ratus tahun lalu di negeri-negeri Arab dan juga di wilayah Melayu-Indonesia. Tetapi, ada peraturan di Malaysia yang sejak tahun 1980-an sudah melarang non-Muslim menggunakan kata Allah dan sejumlah istilah Islam lain seperti Allah, Baitullah, Rasulullah, dan sebagainya. Islam di Malaysia ditempatkan dalam konstitusi negara sebagai agama negara (agama Persekutuan). Bahkan Pemerintah Malaysia juga pernah menyita belasan ribu kitab suci umat Kristen, Alkitab, yang diimpor dari Indonesia yang menggunakan kata "Allah."
Disini kita tidak membahas lebih lanjut tentang polemik di Malaysia, tapi kita akan membahas tentang istilah-istilah Allah, tuhan, God, Lord, YHWH, dsb.
“Allah”, nama Tuhan dalam Islam
Dalam Islam, konsep Tuhan dan nama Tuhan bukanlah hasil karangan manusia. Tapi, berdasarkan wahyu yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Tuhan, dalam Islam, dikenal dengan nama Allah. Lafaz 'Allah' dibaca dengan bacaan yang tertentu yang tidak boleh diucapkan sembarangan, tetapi harus sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah saw, sebagaimana bacaan-bacaan ayat-ayat dalam al-Quran.
Tentang penyebutan nama Tuhan ini seluruh muslim sedunia sepakat. Sepanjang sejarah umat Islam juga tidak berbeda pendapat tentang nama Tuhan, bahwa nama Tuhan yang sebenarnya ialah Allah dan nama-nama lain (al-asmaul husna) yang juga disebutkan melalui wahyu.
Spekulasi nama Tuhan dalam Yahudi
“Dengarlah hai Bani Israel: Yahweh itu Allah kita, Yahweh itu esa!” (Ulangan 6:4)
(Namun di AlKitab yang sekarang, kata Yahweh ini sudah diubah semua menjadi TUHAN. Sedangkan Bibel dalam bahasa Pak-pak Dari dan Simalungun masih menggunakan kata JEHOWA).
Yahweh adalah nama yang diperkenalkan kepada Bani Israel. Yahweh bukanlah sebuah nama yang diberi atau dibuat oleh manusia. Yahweh adalah nama yang ditulis dalam bahasa Ibrani dengan empat huruf konsonan : YHWH (tetragrammaton). YHWH inilah nama nasional Bani Israel untuk Allah mereka yang diperkenalkan oleh Allah sendiri melalui Nabi Musa. “Shema Israel: YHWH Elohenu, YHWH ekhad”. Dengarlah hai orang Israel : YHWH itu Allah kita, YHWH itu esa ! YHWH bisa dipanggil Yehuwa, Yehova, Ye He Hua, Yahweh dsb.
Penulisan dalam konsonan ini menyebabkan nama Tuhan tidak dapat diketahui dengan pasti. Ini menimbulkan spekulasi hingga kini. Kaum Yahudi modern hanya menduga-duga, bahwa nama Tuhan mereka adalah Yahweh.
Harold Bloom, dalam buku terkenalnya, Jesus and Yahweh (New York: Riverhead Books, 2005), menulis, bahwa YHWH adalah nama Tuhan Israel yang tidak pernah bisa diketahui bagaimana mengucapkannya: “The four-letter YHWH is God’s proper name in the Hebrew Bible, where it appears some six thousand times. How the name was pronounced we never will know.”
Nama Tuhan dalam Kristen
Nasrani adalah agama yang diturunkan setelah Yahudi. Yesus (nabi Isa as) adalah orang Yahudi yang berbahasa Ibrani. Yesus tidak mengadakan hal yang baru namun meneruskan, meluruskan ajaran terdahulu yakni ajaran Nabi Musa as.
Awalnya Injil ditulis dalam bahasa yang dipahami Yesus, bahasa Ibrani. Sehingga nama tuhan seharusnya mengikuti ajaran Nabi Musa as, yakni YHWH. Karena penyebaran ajaran Kristen yang masuk ke wilayah Arab maka sebutan disesuaikan dengan kosakata lokal yang sudah ada. Maka diadobsilah kata “Allah” yang sudah dikenal lama masyarakat Arab jahiliyah.
Kemudian Injil di translasi kepada bahasa Yunani, lalu ke berbagai bahasa dunia termasuk bahasa Arab, bahasa Inggris, bahasa Belanda, Melayu, hingga bahasa Indonesia. Di wilayah Nusantara, Islam telah masuk terlebih dahulu. Mereka telah mengenal sebutan “Allah” sebagai Sang Pencipta. Maka digunakan juga nama “Allah” untuk memudahkan misi Kristen kepada penduduk setempat.
Frans Donald dalam bukunya Allah Dalam Alkitab & Al-Qur’an (Borobudur,2008), menjelaskan tentang nama tuhan dalam Kristen sebagai berikut. Kata Tuhan dalam bahasa Indonesia berasal dari kata Tuan bahasa melayu yang diperhalus dengan tambahan huruf ‘h’ sehingga menjadi Tuhan. Dari akar katanya, tidak ada perubahan atau perbedaan makna antara Tuhan dan Tuan, yang sama-sama berarti “yang dihormati/pimpinan/pemilik
Robb (bahasa Arab),
Lord (bahasa Inggris),
Adonay (bahasa Ibrani),
Kyrios (bahasa Yunani).
Sedangkan Allah dalam bahasa Arab yang diterjemahkan sebagai ‘yang patut disembah’, memiliki padan kata sebagai berikut :
Dewa (bahasa Indonesia dari bahasa Sansekerta ‘Dev’),
God (bahasa Inggris),
Elohim (bahasa Ibrani),
Theos (bahasa Yunani).
Sehingga dalam studi Bibel agama Kristen, Allah memliki makna arti yang berbeda dengan Tuhan. Kata Tuhan sering muncul dalam Bibel yang diterjemahkan dari Adonay atau Kyrios alias Lord, yang tidak selalu menunjuk kepada Allah (Elohim / Theos alias God). Yesus dalam Bibel juga disebut sebagai Lord (Kyrios) yang dalam Alkitab-Indonesia diterjemahkan menjadi Tuhan.
Para Rasul 2:36. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
Makna Tu(h)an Yesus sama dengan makna Tu(h)an Abraham. Sehingga di Jawa disebut “Gusti Yesus”, maka artis kita pun ada bernama “Gusti Randa”, bukan berarti Randa ini adalah ‘yang patut disembah’ kan?
Jadi, sebenarnya, bagi kaum Kristen, masalah nama Tuhan, bukanlah suatu hal yang mendasar. Kaum Kristen di mana pun menyebut nama Tuhannya dengan cara yang berbeda. Sebab, bagi sebagian besar mereka, nama Tuhan bukan secara tegas tercantum dalam Kitab mereka. Mereka diperbolehkan menyebut Tuhan mereka dengan berbagai sebutan. Inilah kesalah-pahaman yang sudah mengurat daging dalam tubuh Kristen, sementara jika mereka mau mengkaji kitab sucinya secara objektif, maka sisa-sisa kebenaran itu masih ada. Namun umat Kristen rupanya lebih menerima doktrin-doktrin kebijakan-kebijakan Gereja ketimbang menjadikan kitab suci nya sebagai panduan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar