Kamis, 06 Mei 2010

..:**Malam seribu bintang**:..



Setiap malam, ya setiap malam. Ia sediakan waktu ‘lelapnya’ untuk bangun. Berdiri, Ruku, dan Sujud. Berdoa, munajat dan berlinang air mata. Sebuah kenikmatan jiwa. Hiburan tak terkira. Padahal dikala yang sama. Kebanyakan manusia mengembara. Membawa mimpi dan asa. Menyambangi sudut-sudut kota.Kota angan, entah di mana. Di hamparan hangat selimut. Di gundukan bantal-bantal lembut. diri terbuai…hanyut, tak berdaya, mati rasa, mati raga sementara. Sebuah kenikmatan yang berbeda. Sebuah kehidupan yang berbeda. Jiwa yang berbeda. Bagaimana hal itu bisa..? Seperti apakah sebenarnya kita menilai diri kita ? Sebuah fenomena yang biasa saja, ataukah selalu menjadi luar biasa..? Jalur hidup yang sama, tapi setiap orang berbeda, menilainya, membacanya, mengambil caranya. BUKAN-lah HIDUP jika hanya untuk sekedar hidup bukan..?! Untuk bertahan dan meraih sukses materi. Tapi hidup untuk BEKAL MATIi. Hidup untuk masa hidup yang LAIN. Akhirnya kita jadi faham makna kata-kata Abu Bakar Rhadiallahu anha. “…Carilah kematian kau akan daptkan kehidupan..”


Malam, sebuah momen istimewa. Bukti sangat jelas tentang eksistensi Allah SWT. Sebuah bukti adanya kehidupan yang dirancang Sang Maha Hidup. Di satu waktu, Allah sebutkan malam untuk beristirahat. Sebuah pesan manusiawi. Batas kekuatan. Menjaga keseimbangan hidup. Malam dan tidur, untuk istirahat. Tapi saat malam, juga sebuah momen istimewa. Maka Allah-pun menyuruh bangun, jangan kebanyakan tidur. Subhanallah. Bahkan, saat bangun di malam hari menjadi sangat spesial. Itulah saat jiwa menjadi segar, hati menjadi lembut dan akal mejadi jernih. Itulah saat kata dan doa menjadi berganda. Sangat dekatnya. Ah, bukankah kita sudah sangat tahu. Keutamaan saat itu dan amalan apa yang harus dilakukan..?! Tapi, seringkali berat teramat berat mengikat kelopak mata. Malas menindih hingga jiwa megap-megap. Dan nyanyian setan membuai mimpi panjang di surga terlarang.


Kini bangun dan tataplah langit…kau kan lihat ribuan bintang berkerlip..tersenyum padamu… menyapamu, menyanjungmu, menceritakan pada semesta langit tentangmu… bahwa kau bangun malam hari. bahwa kau berdiri, ruku dan sujud. Bahwa kau angkat tanganmu, tengadah ke haribaan, meminta dengan selemah kekuatan, memohon dengan sekuat kelemahan… pada-Nya. Kau berikan semuanya… jiwamu, ragamu, hidupmu, matimu, nafasmu… pada-Nya. Kau pasrahkan harap dengan sebesar-besar pasrah. Senyap menjadi menenteramkan. Sepi menjadi mengasyikkan. Dan dzikir sangat menggairahkan. Berdoa-lah, maka tangga langit terbuka dan semerbak kesturi menyemburat…


Bangunlah malam. Kau akan lihat kedalaman hati. Keluasan jiwa. Dan kelemahan diri sendiri. Tataplah langit. Maka kekuasan siapakah yang mampu menandingi. Sebuah proses peneguhan. Sebuah tahap perjalanan. Maka nikmatilah malam-malam indahmu. Kau akan dapati, betapa kehidupan adalah sebuah anugerah luar biasa. Keimanan adalah hidayah tak terhingga. Dan istiqomah satu-satunya yang harus dijaga. Agar kuat memikul beban hidup. Agar benar melihat kehidupan. Agar lurus mengambil arah tujuan. Agar bertahan dalam gelombang ujian.


Itu hanya sebuah jawab sederhana, dari sebuah tanya. Mengapa kebahagiaan semakin menjauh dari kita..? mengapa kesenangan sering tak menyapa..? Karna malam-malam kita semakin hampa. Malam-malam kita tak bernilai apa-apa. Karna malam hanya untuk tidur. Tidak untuk bangun. Disitulah rahasianya. Malam, Tidur dan Bangun.


Setiap malam. Di sepertiga akhirnya, Beliau Shallalllahu Alaihi Wasallam bangun, berdiri, ruku dan sujud. Beliau Shallallahu Alaihi Wasallam berdoa, munajat dan air mata. Setiap malam. Menghidupkannya, membangun jiwa dan meneguhkan cita-cita. Duhai jiwa yang lemah, bangunlah dan gapailah malam seribu bintang. Setiap malam. Untuk kehidupanmu, Untuk duniamu, Untuk akhiratmu…


Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua untuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya........Amin ya Rabbal Alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar