Minggu, 03 Januari 2010

Perhatikan Shaff Kalian, wahai Saudaraku!

Perhatikan Shaf Shalat!

Assalamu'alaykum warahmatullaahi wabarakaatuhu
Bismillahirrohmanirrohim

Rasulullah shallallahu' alaihi wa Sallam bersabda:

"Dari Nu’man bin Basyar berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Ratakanlah shaff (barisan) kalian atau Allah menjadikan berselisih antara wajah kalian.” (HR. Muslim no. 436)

"Dari Anas bin Malik berkata,”Iqomat untuk sholat telah dilakukan kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadap kepada kami dengan wajahnya seraya bersabda,”Ratakanlah shaf dan rapatkanlah, sesungguhnya aku melihat kalian dari belakang punggungku.”(HR. Bukhori)

"Dari Anas bin Malik dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ”Luruskanlah shaf-shaf kalian, sesungguhnya aku menyaksikan kalian dari belakang punggungku. Dan salah seorang dari kami menempelkan bahunya kepada bahu temannya dan kakinya kepada kaki temannya.”(HR. Bukhori)

"Dari Abil Qosim al Judaliy berkata,”Aku mendengar an Nu’man bin Basyir berkata,’Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapkan wajahnya kehadapan manusia dan bersabda,’Luruskanlah shaf-shaf kalian (3X). Demi Allah hendaklah kalian meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah akan menjadikan hati kalian berselisih.” Ia (an Nu’man bin Basyir) berkata,’Sungguh aku melihat orang diantara kami menempelkan pundaknya kepada pundak temannya dan mata kakinya kepada mata kaki temannya.” (HR. Abu Dawud no. 662 dengan sanad shahih)

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya selalu mendoakan orang-orang yang menyambung shaf-shaf dalam shalat. Siapa saja yang mengisi bagian shaff yang lowong, akan diangkat derajatnya oleh Allah satu tingkat” [HR. Ibnu Majah no. 995; shahih lighairihi].

"Dari 'Abdullah ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Barangsiapa menyambung shaff, maka Allah akan sambung dia; namun barangsiapa yang memutuskan shaff, maka Allah akan putuskan dia (akan rahmat-Nya)." (HR. Abu Dawud, dalam Sunannya : 1549)

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meluruskan shaff (barisan) dari sisi ke sisi meratakan dada kami, bahu-bahu kami dan bersabda, “Janganlah kalian berselisih, karena akan berselisih hati-hati kalian!” Dan beliau pernah bersabda, “Sesungguhnya Allah dan Malaikatnya bershalawat atas shaff-shaff yang pertama.” HR. Abu Dawud, Sunan no.664; An-Nasa’iy, Sunan (Al-Mujtaba) no.811 (2/89). Syaikh Salim Al-Hilaliy menyatakan sanadnya Shahih

Imam Al-Bukhari menulis, dalam Shahihnya, Bab Menempelkan Bahu dengan Bahu dan Tepi Kaki dengan Tepi Kaki Lainnya Dalam Barisan Shalat, Berkata Nu’man bin Basyir, “Aku melihat masing-masing orang dari kami menempelkan mata kakinya ke mata kaki kawannya.”HR. Al-Bukhari secara Mu’allaq namun dengan lafazh Jazm (Tegas) dalam Shahih-nya. Dan sanadnya disambung oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalaniy [773-852H], dalam Taghliqut-Ta’liq (2/302). Shahih. Dikeluarkan juga oleh Al-Bazzar dalam Musnad-nya no.3285 (8/229-230) dengan sanad bersambung kepada An-Nu'man radhiyallahu 'anhuma
“Hendaklah yang ada di belakangku (shaf pertama bagian tengah) adalah kalangan orang dewasa yang berilmu. Kemudian diikuti oleh mereka yang lebih rendah keilmuannya. Kemudian diikuti lagi oleh kalangan yang lebih rendah keilmuannya” (HR. Muslim no. 433).

“Luruskan shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf-shaf termasuk menegakkan shalat (berjama’ah)”; dan dalam lafadh lain : “karena meluruskan shaf termasuk kesempurnaan shalat (berjama’ah)” (HR. Bukhari no. 723 dan Muslim no. 433).

“Kami dilarang untuk berbaris di antara tiang-tiang di jaman Rasulullah dan kami menyingkir darinya” (HR. Ath-Thayalisi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Majah, dan lain-lain; dengan sanad shahih).
“Aku shalat bersama Anas bin Malik pada hari Jum’at, kami terdesak (berbaris) pada tiang-tiang. Sebagian dari kami maju dan sebagian lagi mundur. Maka Anas berkata : ‘Kami menghindari ini di jaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR. Ibnu Khuzaimah, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan lain-lain; dengan sanad shahih).

”Adalah ’Umar (bin Al-Khaththab) radliyallaahu ’anhu menugaskan seseorang untuk mengatur shaff-shaff. Tidaklah ’Umar mulai bertakbir hingga ia (orang yang ditugaskan tersebut) kembali dan mengkhabarkan bahwasannya shaff-shaff telah lurus” [Diriwayatkan oleh ’Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf no. 2437 dan 2439].

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempunyai bahu paling lembut di dalam shalat” [HR. Abu Dawud no. 623; shahih lighairihi]. Maksud hadits ini adalah bahwa salah satu katagori orang yang paling baik adalah orang yang ketika berada di dalam shaff, kemudian ada orang lain yang memegang bahunya untuk menyempurnakan (merapatkan dan meluruskan) shaff, ia akan tunduk dengan hati yang ikhlash lagi lapang tanpa ada pembangkangan [lihat selengkapnya dalam Badzlul-Majhuud 4/338 dan Ma’alimus-Sunan 1/184].

“Aku tidak bermaksud (kecuali) mendatangkan perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufiq bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali” (QS. Huud : 88).







"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan jangalah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari-padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." QS 3:103
"Pada hari, Ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. QS 78:38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar